“BADAI
MATAHARI TERKAIT ISU KIAMAT 2012”
A. Latar Belakang Masalah
Akhir-akhir
ini, masyarakat di seluruh penjuru dunia digemparkan dengan berita tentang
kiamat di tahun 2012. Berita ini, pertama kali diramalkan oleh suku maya,
penghuni benua Amerika di selatan Mexiko atau Guatemala. Suku Maya yang
terkenal sebagai bangsa yang menguasai Astronomi dan sistem penanggalan
kalender,menetapkan Bumi kita akan berakhir di tahun 2012. Berawal dari sistem
penanggalan suku ini, muncul isu dan spekulasi bahwa pada tahun tersebut akan
berakhir usia planet Bumi atau kiamat.Tentunya, Penafsiran ini membuat cemas
umat manusia diseluruh dunia.
Kecemasan
umat manusia, dikaitkan juga dengan ajaran agama dalam kitab Al-Quran atau
kitab lainya sebagai tanda-tanda dunia kiamat. Banyak mayarakat yaang percaya
akan ramalan kiamat di tahun 2012. Ditambah lagi dengan beredarnya film “Kiamat
2012” yang tentunya membuat masyarakat bertambah panik akan berita tersebut.
Berkembangnya isu ini, membuat para pakar
ilmuan di seluruh dunia melakukan riset tentang fenomena alam yang sebenarnya
akan terjadi di tahun 2012. Menurut riset para pakar ilmuan dunia, yang akan
terjadi di tahun 2012 adalah badai matahari. Menurut pakar anatariksa
Indonesia, Bambang S Tedjasukmana dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa
Nasional (LAPAN), bahwa fenomena yang akan muncul pada sekitar tahun 2011-2012
adalah badai Matahari. Prediksi ini berdasar pada pemantauan pusat pemantau
cuaca antariksa di berbagai negara maju yang sudah dilakukan sejak tahun
1960-an dan Indonesia oleh LAPAN telah dilakukan sejak tahun 1975.
Badai
matahari merupakan ledakan, semburan dan lontaran materi dari matahari akibat
jumlah bintik matahari, radiasi matahari dan fluks radio dalam keadaan puncak
maksimum, sehingga akan terjadi ledakan matahari. Badai matahari ini, secara
langsung akan membuat dampak negatif bagi kelangsungan hidup di bumi.
Terkait
isu apakah badai matahari bisa menyebabkan kiamat di 2012 menjadi bahasan
hangat bagi para pakar ilmuan dan masih menjadi hal yang controversial. Oleh
sebab itu, dalam makalah ini akan dibahas tentang fenomena Badai Matahari
terkait Isu Kiamat 2012.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
masalah yang diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1.
Apa yang dimaksud Badai matahari?
2.
Bagaimana terjadinya Badai Matahari?
3.
Apa dampak terjadinya Badai Matahari
pada Bumi dan isinya?
4.
Bagaimana mengantisipasi dampak
terjadinya badai matahari?
C.
Tujuan
Penulisan
Dari semua
uraian yang sudah dijelaskan di atas, penulisan makalah ini bertujuan untuk :
1.
Menjelaskan pengertian Badai matahari
2.
Menjelaskan proses terjadinya Badai
Matahari
3.
Mengetahui dampak terjadinya badai
matahari pada bumi dan isinya
4.
Mengetahui cara antisipasi dampak
terjadinya badai matahari
BAB
II
ISI
A. Pengertian Badai Matahari
Matahari
merupakan bintang yang terdekat dengan bumi dengan jarak sekitar 149,5 juta km dan
ukuran garis tengah 112 kali diameter bumi. Suhu di permukaan matahari mencapai
6000 derajat celcius. Sehingga segala jenis batuan dan logam yang ada di bumi,
akan hancur pada suhu sebesar itu. Karena matahari merupakan bintang yang
terdekat dengan bumi, maka kelangsungan kehidupan umat manusia di planet bumi
dipengaruhi oleh fenomena atmosfer dan aktifitas matahari. Biasanya aktivitas
matahari ini terjadi secara siklus.
Salah satu
aktivitas matahari yang terjadi secara
siklus adalah Badai Matahari. Badai matahari adalah peristiwa peningkatan
dinamika cuaca antariksa akibat peristiwa yang terjadi pada matahari. Badai ini
dapat menyebabkan terjadinya gangguan dan kerusakan pada berbagai system
teknologi. Badai matahari merupakan peristiwa temporer yang biasanya
berlangsung selama beberapa jam hingga beberapa hari setelah didahului oleh
peristiwa flare atau lontaran masa korona di matahari. Flare adalah peristiwa
ledakan di matahari yang ditandai dengan peningkatan radiasi dan pancaran
energy yang dilepaskan matahri secara impulsif. Sedangkan lontaran massa korona
(CME) adalah proses pelepasan massa dan energy yang terlontar dari dalam korona
matahari keluar atmosfer matahari.
Ilmuwan Amerika
baru-baru ini memperingatkan bahwa pada tahun 2012 bumi akan mengalami badai
dahsyat dan setiap manusia di bumi tidak bisa lepas dari dampak yang akan
terjadi. Mereka mengatakan bahwa terjadi peningkatan aktivitas matahari berupa
medan magnet, bintik matahari, ledakan matahari, lontaran massa korona, angin
surya, dan partikel energetik.
Tidak bisa
dipungkiri bahwa ruang angkasa diluar atmosfer bumi tidak kosong, tetapi diisi
oleh partikel-partikel bermuatan dan medan maghnet yang datang dari matahari. Ini
bisa menyebabkan terjadiya angin surya. Angin surya terjadi karena ruang antar
planet mengandung gas atau plasma yang bermuatan yang terbentuk dari sejumlah
proton dan electron. Plasma ini bergerak melewati bumi dan planet-planet lain
dalam bentuk angin surya. Angin surya ini berasal dari matahari dan membawa
medan maghnet dan bisa mengenai bumi.
Gambar fenomena
badai matahari
B.
Terjadinya
Badai Matahari
Matahari
merupakan pusat tata surya diantara bintang yang paling dekat dengan bumi.
Dalam satu detik, matahari dapat memancarkan energy sebesar 3.8x1026 joule
yang diperoleh dari reaksi inti di pusat matahari. Sinar matahari yang kita
lihat berasal dari cincin terang matahari yang dinamai fotosfer. Dilapisan ini
dapat muncul bintik hitam matahari (sunspot). Bintik matahri muncul karena
adanya medan magnet yang kuat yang muncul dari bagian dalam matahari. Daerah
tempat munculnya bintik matahari ini disebut dengan daerah aktif.
Daerah aktif
merupakan tempat terjadinya ledakan matahari yang terjadi secara impulsif yang
disebut dengan flare. Flare akan membelah atmosfer matahari dengan intensitas
yang sangat besar. Dalam waktu yang sangat singkat, antara 100-1000 detik,
falre dapat melepaskan energy sebesar 1024 joule, atau setar dengan
2,5 juta kali bom nuklir yang diciptakan di bumi. Selama beberapa saat, flare
akan memanaskan daerah aktif hingga beberapa juta derjat. Ledakan ini akan
membanjiri tata surya dengan radiasi yang kuat dengan panjang gelombang dari
yang pendek (sinar X dan ultraviolet ekstrim) sampai yang panjang(gelombang
radio). Dalam ledakan yang singkat ini, electron dan proton akan dipercepat
hingga mendekati kecepatan cahaya.
Gambar aktivitas dari matahari
Matahari juga
memiliki berbagai aktivitas seperti medan magnet, bintik matahari, ledakan
matahari, lontaran massa korona, hingga partikel energetik. Pada puncak
siklusnya, aktivitas matahari akan sangat tinggi sehingga menyebabkan
terjadinya badai matahari. Badai matahari merupakan siklus tahunan dari
aktivitas matahari. penelitian tentang siklus matahari yang dimulai pada
pertengahan abad 19. Dengan mengikuti skema penomoran yang dilakukan oleh
Rudolf Wolf, siklus 1 pada rentang tahun 1755-1766. Pengamatn matahari terus
berlangsung dan memulai siklus yang ke-28 pada sekitar tahun 1996. Siklus
matahari 23 ini mencapai puncaknya pada tahun 2000 dan diperkirakan berakhir
pada tahun 2006 atau 2007. Dengan kondisi seperti ini, perkiraan menunjukan
bahwa siklus matahari ke-24 akan mencapai puncaknya pada sekitar tahun 2011
atau 2012.
Aktivitas
matahari telah lama diketahui dan memiliki siklus yang berulang setiap sebelas
tahunan yang ditandai munculnya sunspot atau bintik hitam dipermukaan matahari.
Sunspot ini ada kalanya menunjukan aktivitas yang meningkat dan menurun. Pada
saat siklus matahari berada pada fase minimum, umumnya tidak banyak lontaran
massa korona (CME) dan flare yang terjadi di matahari. Sedangkan pada saat
siklus matahari mencapi puncaknya, banyak sekali terjadi peristiwa di matahari
yang dapat menyebabkan perubahan dinamika cuaca.
Para ahli
memperkirakan kenaikan siklus matahari seharusnya terjadi ahir 2006 lalu,
tetapi hingga menjelang pertengahan 2009, kemunculan sunspot masih jarang terjadi.
Berdasarkan perhitungan statistik terhadap bintik matahari (ssunspot), bahwa di
tahun 2012, diperkirakan akan terbentuk sunspot dalam jumlah yang besar yang
menandakan aktivitas matahari yang tinggi. Aktifitas ini berupa munculnya flare
yaitu ledakan di kromosfer matahari yang melepaskan energy dalam bentuk radiasi
sinar X, sinas gamma, UV serta partikel berenergi seperti proton dan electron.
Perlu diketahui bahwa radiasi sinar X dan sinar gamma dapat mencapai bumi dalam
waktu sekitar 8 menit, sedangkan untuk partikel proton dan electron sekitar 1-2
hari. Kemudian selain flare, terdapat pula lontaran massa korona atau Coronal
Mass Ejection (CME) yang bersamaan dengan lontaran medan maghnet. Pada saat
itu, materi dari korona seberat 2x1014 – 4x1016 gram
terlontar dengan energy mulai dari 1022 – 6x1024 joule
dengan kecepatan 10-2000 km/detik atau rata-rata 350 km/detik.
Menurut para
pakar, terjadinya aktivitas ke-24 yang diprediksi terjadi tahun 2012, dapat
dijelaskan menggunakan teknik FFT(Fast Fourier Transform) dan wavelet terhadap
data anomaly SST (Sea Surface Temperature). Ternyata, osilasi (embutan)
maksimum untuk El-nino dan Dipole Mode
Positif masing-masing sekitar 5 dan 3 tahunan. Jadi jika kedua fenomena tadi
bertemu secara bersamaan (terjadi secara simultan), maka 5 dikali 3 akan
menjadi 15 tahunan. Analoginya adalah, jika osilasi 15 tahunan tadi nantinya
berjalan dengan baik and sempurna, tanpa adanya factor penggangu lain, maka
berdasarkan pada kejadian ekstrim kering tahun 1997 lalu, diperkirakan juni
2012 Indonesia akan dilanda musim kering yang berkepanjangan. Dan ini bisa
terjadi karena kaitanya dengan peristiwa badai matahari.
Jika fenomena
ini benar-benar terjadi, maka banyak gelombang atmosfer yang nantinya akan
berperan, satu diantaranya adalah gelombang gravitasi bumi yang memang cukup
mendominasi bumi dari lapisan permukaan bumi hingga lapisan ionosfer, sekitar
100 km dari permukaan laut. Walaupun diakui bahwa gelombang tadi tidaklah
mungkin berpropagasi (menjalar) dengan baik dan sempurna.
berdasarkan
laporan khusus dari National Academy of Sciences, Amerika Serikat pada bulan
Januari 2009 bahwa bencana ini sangat mungkin bisa terjadi. Dalam beberapa
dekade, pada perkembangan masyarakat manusia, peradaban Barat telah menanamkan
bibit-bibit untuk kehancuran mereka sendiri. Cara hidup modern secara
berlebihan yang sangat tergantung pada ilmu pengetahuan dan teknologi, secara
tidak sengaja membuat kita lebih banyak terperangkap dalam suatu kondisi yang
super berbahaya. Plasma balls yang dipancarkan dalam letusan permukaan matahari
mungkin bisa menghancurkan jaringan listrik kita, sehingga mengakibatkan
bencana dahsyat. Daniel Becker dari University of Colorado seorang ahli cuaca
angkasa adalah pencetus laporan khusus dari Academy of Sciences Amerika
Serikat, “Sekarang ini kita semakin dekat dengan kemungkinan bencana ini. Jika
manusia tidak dapat mempersiapkan diri deng-an matang terhadap bencana badai
matahari yang akan menimpa ini. Badai matahari ini mungkin akan memutuskan
pasokan listrik umat manusia, sinyal ponsel, bahkan termasuk sistem pasokan
air.”
C. Dampak Terjadinya Badai Matahari
bagi Bumi dan Isinya
1. Terganggunya Medan Magnet Bumi
Dampak
dari badai matahari ini dapat mengganggu medan magnet bumi. Seperti tahun 1989
saat badai matahari menyerang Kanada, jelas Clara, terjadi pemadaman listrik
karena trafo di pusat jaringan listrik terbakar akibat arus yang sangat besar
di bawah permukaan bumi. Badai matahari ini dapat diantisipasi agar tidak
menimbulkan kerusakan, seperti mematikan sementara jaringan satelit dan
jaringan listrik pada saat terjadi badai matahari.
2. Gangguan
System Berteknologi Tinggi (Satelit dan Komunikasi)
Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) memperkirakan puncak aktivitas
matahari disertai badai matahari akan terjadi antara 2012 hingga 2015. Badai
matahari ini tidak menghancurkan peradaban di bumi, tapi akan berpengaruh pada
sistem berteknologi tinggi seperti satelit dan komunikasi radio.
Menurut
para ahli dari LAPAN, bahwa badai Matahari akan terjadi ketika adanya flare dan
Corona Mass Ejection (CME). Flare adalah ledakan besar di atmosfer Matahari
yang dahsyatnya menyamai 66 juta kali ledakan bom atom Hiroshima. Padahal bom
atom yang dijatuhkan Paul Tibbets, pilot pesawat Amerika Serikat (AS), B-29
Enola Gay, Agustus 1945, telah merenggut sekitar 80.000 jiwa manusia. Sedangkan
CME adalah sejenis ledakan sangat besar yang menyebabkan lontaran partikel2
berkecepatan tinggi yakni sekitar 400 km/detik. Gangguan cuaca Matahari ini
dapat mempengaruhi kondisi muatan antariksa hingga mempengaruhi magnet Bumi,
selanjutnya berdampak pada sistem kelistrikan, transportasi yang mengandalkan
satelit navigasi global positioning system (GPS), dan sistem komunikasi yang
menggunakan satelit komunikasi dan gelombang frekuensi tinggi (HF).
3. Perubahan Iklim ( Sembilan Bulan
Kemarau Panjang)
Selain
itu efek akibat aktivitas puncak matahari ini menyebabkan terjadinya perubahan
iklim. Suhu bumi akan meningkat dan iklim berubah. Partikel-partikel matahari
yang menembus lapisan atmosfer bumi akan mempengaruhi cuaca dan iklim bumi.
Dampak yang paling ekstrim menyebabkan kemarau panjang khususnya terjadi di
wilayah Indonesia.
Satu
cara yang ditampilkan disini untuk meneliti kemarau panjang adalah dengan
mengamati perilaku data suhu permukaan laut atau SST(Sea Surface Temperature)
khususnya yang ada di lautan pasifik. Hal ini dilakukan mengingat hamper 70%
permukaan bumi terdiri atas air. Satu kawasan lain yang sama-sama lautan yakni
lautan hindia yang walaupun relatif kecil wilayahnya, namun memiliki efek yang
cukup kuat dalam mempengaruhi iklim di Indonesia. Kedua lautan tadi mengapit
wilayah Indonesia.
Ketika
badai surya itu terjadi, akan terjadi proses penjalaran gelombang panas mulai
dari ionosfer sampai ke permukaan bumi. Karena fenomena ini berlangsung lama, maka
SST akan kian menghangat, sehingga kumpulan awan Cumulonimbus (Cb) terbentuk di
benua maritime Indonesia. Pada saat itu akan nampak kumpulan awan Cb yang dapat
dilihat secara kasat mata berada di kawasan Indonesia namun tidak diturunkan
sebagai hujan. Ini menyebabkan Indonesia mengalami musim panas atau kemarau
kering yang panjang melebihi batasan normalnya.
4.
Tergangunya
Kehidupan di Bumi
Ilmuwan
Amerika Serikat memperingatkan bahwa, pada 2012 badai matahari yang kuat di bumi
akan membawa malapetaka besar pada manusia, yang akan mempengaruhi setiap aspek
pada masyarakat modern sekarang. Para ahli yang mengeluarkan peringatan
mengatakan, dampak badai matahari pada bumi kemungkinan adalah “efek domino”. Bila
jaringan listrik menjadi rapuh dan tidak stabil, hal-hal yang berhubungan
dengan bisnis pasokan listrik juga akan menjadi korban, peralatan refrigeration
berhenti, makanan dan obat-obatan yang tersimpan dalam ruang berpendingin dalam
jumlah besar akan kehi-langan kondisi penyimpanan dan rusak; pompa tiba-tiba
berhenti berfungsi, air minum pada masyarakat akan menjadi masalah. Selain itu,
karena gangguan pada sinyal satelit, sistem posisi GPS akan menjadi sampah.
Sebenarnya pada awal 1859 pernah terjadi kasus serupa, peledakan badai matahari
saat itu bahkan mengakibatkan jaringan telegram terbakar rusak. Tentu saja
sekarang ini di bumi sudah dipenuhi oleh fasilitas kabel dan nirkabel, tetapi
fasilitas ini sulit menahan ujian badai matahari.
Ketika
badai matahari kuat menyerang, umat manusia di bumi akan menghadapi dua masalah
besar. Pertama, adalah tentang masalah jaringan listrik modern sekarang.
Jaringan listrik modern sekarang pada umumnya menggunakan tegangan tinggi untuk
mencakup daerah lebih luas, ini akan memungkinkan operasi jaringan listrik
lebih efisien. Namun, ini menjadi lebih rentan terhadap serangan cuaca ruang
angkasa. Transmisi jaringan akan menjadi sangat rentan dan tidak stabil, atau
bahkan mungkin menyebabkan terhenti secara total dan ini hanya merupakan efek
domino yang pertama, selanjutnya mungkin akan menyebabkan “lalu lintas lumpuh,
komunikasi terputus, industri keuangan runtuh dan fasilitas umum kacau; pompa
berhenti menyebabkan pasokan air minum terputus, kurangnya fasilitas pendingin,
makanan dan obat-obatan sulit disimpan secara efektif. Para ilmuwan telah
memperkirakan bila ada intensitas badai matahari kuat, mungkin dapat
menyebabkan kerugian sosial dan ekonomi manusia.
Isu
yang kedua adalah tentang masalah sistem jaringan listrik yang saling ketergantungan
yang dukungan kehidupan modern kita, seperti masalah air dan penanganan limbah,
masalah infrastruktur logistik supermarket, masalah pengendalian gardu listrik,
pasar keuangan dan lainnya yang tergantung pada listrik. Adviser laporan khusus
dari National Academy of Sciences Amerika Serikat dan analis daya listrik
industri John Kappenman menganggap “Bencana seperti ini dibandingkan dengan
bencana yang biasa kita bayangkan secara total berlawanan. biasanya wilayah
kurang berkembang rawan serangan bencana, namun dalam bencana ini, wilayah yang
semakin berkembang lebih rentan terhadap serangan bencana.”
D. Antisipasi Dampak Aktivitas
Matahari
Setelah
mengetahui dampak yang sangat merugikan dari aktivitas matahari, para astronom
menggunakan teleskop dan detector partikel serta teleskop yang dibawa oleh
satelit untuk memonitor matahari secara lebih cermat sehingga para peneliti
dapat memperkirakan dan member peringatan akan aktivitas matahari. Hal ini
sebagai pertimbangan untuk melakukan tindakan dalam mengurangi kerugian yang
akan terjadi. Begitu ada peringatan dini tentang badaai matahari, maka
peluncuran pesawat antariksa berawak dapat ditunda. Penerbangan komersial dapat
diperingatkan mengenai gangguan komunikasi. Demikian juga dengan operator
satelit maupun pengelola jaringan listrik dapat mengantisipasi dengan mengambil
tindakan-tindakan yang perlu.
Hal yang ingin
diketahui oleh setiap orang adalah sekuat apa badai matahari yang muncul dan
kapan badai tersebut akan sampai ke bumi. Sebagai contoh, lontaran massa korona
yang terjadi di matahari akan sampai di bumi 1-2 hari setelah terlontar dari
matahari. Setelah itu satelit pengamat akan mengikuti gerakan massa korona yang
terlempar, apakah mengarah ke bumi atau tidak. Sedangkan flare akan mencapai
bumi lebih cepat. Radiasi dan partikel energetic yang dihasilkanya hanya perlu
waktu 8 menit untuk sampai dipermukaan bumi. Karena penjalaranya yang sangat
singkat ini, maka antisipasinya harus dilakukan sebelum flare itu terjadi.
Salah satu caranya adalah dengan terus menerus mengamati matahari, khususnya
pada daerah aktif, untuk mengetahui kondisi-kondisi tertentu yang dapat memicu
terjadinya flare.
Selain teknologi
satelit, prakiraan siklus matahari diharapkan juga mampu membantu
mengantisipasi dampak badai matahari. Prakiraan siklus ini setidaknya dapat
berguna dalam mewaspadai ancaman waktu yang potensial akan datangnya badai
matahari.
Pada siklus yang
ke-24, banyak spekulasi bermunculan. Salah satunya bahwa kemungkinan terjadinya
maunder minimum kecil pada beberapa decade mendatang. Maunder minimum adalah kondisi
rendahnya aktivitas matahari selama beberapa tahun. Namun ada juga yang
beranggapan bahwa siklus matahari hanya akan terlambat dimulainya, tapi tidak
akan terjadi maunder minimu.
Terlepas dari
spekulasi diatas, kita tetap harus waspada akan badai matahari. Bagaimanapun,
dengan dioperasikanya banyak teknologi luar angkasa dan teknologi yang
terpengaruh cuaca antariksa, membuat resiko kerugian yang diderita akan semakin
besar. Oleh karena itu, usaha untuk mempelajari dan memahami siklus matahari
harus terus dilakukan karena ini akan sangat bermanfaat bagi hasil prakiraan
yang lebih akurat.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari
uraian makalah diatas, dapat disimpulakan sebagai berikut:
1. Badai matahari adalah peristiwa
peningkatan dinamika cuaca antariksa
akibat peristiwa yang terjadi pada
matahari.
2. Munculnya badai matahari matahari
ditandai dengan munculnya sunspot
pada permukaan matahari yang merupakan
siklus 11 tahunan matahari.
3. Badai matahari dapat berdampak sistemik
pada kehidupan di bumi
4. Tahun 2012 bukan terjadi kiamat seperti
yang di isukan selama ini,
hanya saja akan terjadi sebuah bencana
akibat dari aktivitas matahari.
DAFTAR
PUSTAKA
Media Dirgantara. 2008. Bumi Kita Dalam Bahaya. Vol.3. 3
September. Hlm 30-32.
Media Dirgantara. 2009. Kiamat Di Tahun 2012. Vol.4. 1 Maret.
Hlm 2,4,13.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar