Selasa, 20 November 2012


“BADAI MATAHARI TERKAIT ISU KIAMAT 2012”

A.    Latar Belakang Masalah
Akhir-akhir ini, masyarakat di seluruh penjuru dunia digemparkan dengan berita tentang kiamat di tahun 2012. Berita ini, pertama kali diramalkan oleh suku maya, penghuni benua Amerika di selatan Mexiko atau Guatemala. Suku Maya yang terkenal sebagai bangsa yang menguasai Astronomi dan sistem penanggalan kalender,menetapkan Bumi kita akan berakhir di tahun 2012. Berawal dari sistem penanggalan suku ini, muncul isu dan spekulasi bahwa pada tahun tersebut akan berakhir usia planet Bumi atau kiamat.Tentunya, Penafsiran ini membuat cemas umat manusia diseluruh dunia.
Kecemasan umat manusia, dikaitkan juga dengan ajaran agama dalam kitab Al-Quran atau kitab lainya sebagai tanda-tanda dunia kiamat. Banyak mayarakat yaang percaya akan ramalan kiamat di tahun 2012. Ditambah lagi dengan beredarnya film “Kiamat 2012” yang tentunya membuat masyarakat bertambah panik akan berita tersebut.
 Berkembangnya isu ini, membuat para pakar ilmuan di seluruh dunia melakukan riset tentang fenomena alam yang sebenarnya akan terjadi di tahun 2012. Menurut riset para pakar ilmuan dunia, yang akan terjadi di tahun 2012 adalah badai matahari. Menurut pakar anatariksa Indonesia, Bambang S Tedjasukmana dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), bahwa fenomena yang akan muncul pada sekitar tahun 2011-2012 adalah badai Matahari. Prediksi ini berdasar pada pemantauan pusat pemantau cuaca antariksa di berbagai negara maju yang sudah dilakukan sejak tahun 1960-an dan Indonesia oleh LAPAN telah dilakukan sejak tahun 1975.
Badai matahari merupakan ledakan, semburan dan lontaran materi dari matahari akibat jumlah bintik matahari, radiasi matahari dan fluks radio dalam keadaan puncak maksimum, sehingga akan terjadi ledakan matahari. Badai matahari ini, secara langsung akan membuat dampak negatif bagi kelangsungan hidup di bumi.
Terkait isu apakah badai matahari bisa menyebabkan kiamat di 2012 menjadi bahasan hangat bagi para pakar ilmuan dan masih menjadi hal yang controversial. Oleh sebab itu, dalam makalah ini akan dibahas tentang fenomena Badai Matahari terkait Isu Kiamat 2012.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah yang diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1.      Apa yang dimaksud Badai matahari?
2.      Bagaimana terjadinya Badai Matahari?
3.      Apa dampak terjadinya Badai Matahari pada Bumi dan isinya?
4.      Bagaimana mengantisipasi dampak terjadinya badai matahari?

C.    Tujuan Penulisan
Dari semua uraian yang sudah dijelaskan di atas, penulisan makalah ini bertujuan untuk :
1.      Menjelaskan pengertian Badai matahari
2.                              Menjelaskan proses terjadinya Badai Matahari
3.                              Mengetahui dampak terjadinya badai matahari pada bumi dan isinya
4.                              Mengetahui cara antisipasi dampak terjadinya badai matahari








BAB II
ISI

A.    Pengertian Badai Matahari
Matahari merupakan bintang yang terdekat dengan bumi dengan jarak sekitar 149,5 juta km dan ukuran garis tengah 112 kali diameter bumi. Suhu di permukaan matahari mencapai 6000 derajat celcius. Sehingga segala jenis batuan dan logam yang ada di bumi, akan hancur pada suhu sebesar itu. Karena matahari merupakan bintang yang terdekat dengan bumi, maka kelangsungan kehidupan umat manusia di planet bumi dipengaruhi oleh fenomena atmosfer dan aktifitas matahari. Biasanya aktivitas matahari ini terjadi secara siklus.
Salah satu aktivitas matahari  yang terjadi secara siklus adalah Badai Matahari. Badai matahari adalah peristiwa peningkatan dinamika cuaca antariksa akibat peristiwa yang terjadi pada matahari. Badai ini dapat menyebabkan terjadinya gangguan dan kerusakan pada berbagai system teknologi. Badai matahari merupakan peristiwa temporer yang biasanya berlangsung selama beberapa jam hingga beberapa hari setelah didahului oleh peristiwa flare atau lontaran masa korona di matahari. Flare adalah peristiwa ledakan di matahari yang ditandai dengan peningkatan radiasi dan pancaran energy yang dilepaskan matahri secara impulsif. Sedangkan lontaran massa korona (CME) adalah proses pelepasan massa dan energy yang terlontar dari dalam korona matahari keluar atmosfer matahari.
Ilmuwan Amerika baru-baru ini memperingatkan bahwa pada tahun 2012 bumi akan mengalami badai dahsyat dan setiap manusia di bumi tidak bisa lepas dari dampak yang akan terjadi. Mereka mengatakan bahwa terjadi peningkatan aktivitas matahari berupa medan magnet, bintik matahari, ledakan matahari, lontaran massa korona, angin surya, dan partikel energetik.
Tidak bisa dipungkiri bahwa ruang angkasa diluar atmosfer bumi tidak kosong, tetapi diisi oleh partikel-partikel bermuatan dan medan maghnet yang datang dari matahari. Ini bisa menyebabkan terjadiya angin surya. Angin surya terjadi karena ruang antar planet mengandung gas atau plasma yang bermuatan yang terbentuk dari sejumlah proton dan electron. Plasma ini bergerak melewati bumi dan planet-planet lain dalam bentuk angin surya. Angin surya ini berasal dari matahari dan membawa medan maghnet dan bisa mengenai bumi.

                           
                              Gambar fenomena badai matahari

B.     Terjadinya Badai Matahari
Matahari merupakan pusat tata surya diantara bintang yang paling dekat dengan bumi. Dalam satu detik, matahari dapat memancarkan energy sebesar 3.8x1026 joule yang diperoleh dari reaksi inti di pusat matahari. Sinar matahari yang kita lihat berasal dari cincin terang matahari yang dinamai fotosfer. Dilapisan ini dapat muncul bintik hitam matahari (sunspot). Bintik matahri muncul karena adanya medan magnet yang kuat yang muncul dari bagian dalam matahari. Daerah tempat munculnya bintik matahari ini disebut dengan daerah aktif.
Daerah aktif merupakan tempat terjadinya ledakan matahari yang terjadi secara impulsif yang disebut dengan flare. Flare akan membelah atmosfer matahari dengan intensitas yang sangat besar. Dalam waktu yang sangat singkat, antara 100-1000 detik, falre dapat melepaskan energy sebesar 1024 joule, atau setar dengan 2,5 juta kali bom nuklir yang diciptakan di bumi. Selama beberapa saat, flare akan memanaskan daerah aktif hingga beberapa juta derjat. Ledakan ini akan membanjiri tata surya dengan radiasi yang kuat dengan panjang gelombang dari yang pendek (sinar X dan ultraviolet ekstrim) sampai yang panjang(gelombang radio). Dalam ledakan yang singkat ini, electron dan proton akan dipercepat hingga mendekati kecepatan cahaya.

         
                          Gambar aktivitas dari matahari

Matahari juga memiliki berbagai aktivitas seperti medan magnet, bintik matahari, ledakan matahari, lontaran massa korona, hingga partikel energetik. Pada puncak siklusnya, aktivitas matahari akan sangat tinggi sehingga menyebabkan terjadinya badai matahari. Badai matahari merupakan siklus tahunan dari aktivitas matahari. penelitian tentang siklus matahari yang dimulai pada pertengahan abad 19. Dengan mengikuti skema penomoran yang dilakukan oleh Rudolf Wolf, siklus 1 pada rentang tahun 1755-1766. Pengamatn matahari terus berlangsung dan memulai siklus yang ke-28 pada sekitar tahun 1996. Siklus matahari 23 ini mencapai puncaknya pada tahun 2000 dan diperkirakan berakhir pada tahun 2006 atau 2007. Dengan kondisi seperti ini, perkiraan menunjukan bahwa siklus matahari ke-24 akan mencapai puncaknya pada sekitar tahun 2011 atau 2012.
Aktivitas matahari telah lama diketahui dan memiliki siklus yang berulang setiap sebelas tahunan yang ditandai munculnya sunspot atau bintik hitam dipermukaan matahari. Sunspot ini ada kalanya menunjukan aktivitas yang meningkat dan menurun. Pada saat siklus matahari berada pada fase minimum, umumnya tidak banyak lontaran massa korona (CME) dan flare yang terjadi di matahari. Sedangkan pada saat siklus matahari mencapi puncaknya, banyak sekali terjadi peristiwa di matahari yang dapat menyebabkan perubahan dinamika cuaca.
Para ahli memperkirakan kenaikan siklus matahari seharusnya terjadi ahir 2006 lalu, tetapi hingga menjelang pertengahan 2009, kemunculan sunspot masih jarang terjadi. Berdasarkan perhitungan statistik terhadap bintik matahari (ssunspot), bahwa di tahun 2012, diperkirakan akan terbentuk sunspot dalam jumlah yang besar yang menandakan aktivitas matahari yang tinggi. Aktifitas ini berupa munculnya flare yaitu ledakan di kromosfer matahari yang melepaskan energy dalam bentuk radiasi sinar X, sinas gamma, UV serta partikel berenergi seperti proton dan electron. Perlu diketahui bahwa radiasi sinar X dan sinar gamma dapat mencapai bumi dalam waktu sekitar 8 menit, sedangkan untuk partikel proton dan electron sekitar 1-2 hari. Kemudian selain flare, terdapat pula lontaran massa korona atau Coronal Mass Ejection (CME) yang bersamaan dengan lontaran medan maghnet. Pada saat itu, materi dari korona seberat 2x1014 – 4x1016 gram terlontar dengan energy mulai dari 1022 – 6x1024 joule dengan kecepatan 10-2000 km/detik atau rata-rata 350 km/detik.
Menurut para pakar, terjadinya aktivitas ke-24 yang diprediksi terjadi tahun 2012, dapat dijelaskan menggunakan teknik FFT(Fast Fourier Transform) dan wavelet terhadap data anomaly SST (Sea Surface Temperature). Ternyata, osilasi (embutan) maksimum untuk El-nino  dan Dipole Mode Positif masing-masing sekitar 5 dan 3 tahunan. Jadi jika kedua fenomena tadi bertemu secara bersamaan (terjadi secara simultan), maka 5 dikali 3 akan menjadi 15 tahunan. Analoginya adalah, jika osilasi 15 tahunan tadi nantinya berjalan dengan baik and sempurna, tanpa adanya factor penggangu lain, maka berdasarkan pada kejadian ekstrim kering tahun 1997 lalu, diperkirakan juni 2012 Indonesia akan dilanda musim kering yang berkepanjangan. Dan ini bisa terjadi karena kaitanya dengan peristiwa badai matahari.
Jika fenomena ini benar-benar terjadi, maka banyak gelombang atmosfer yang nantinya akan berperan, satu diantaranya adalah gelombang gravitasi bumi yang memang cukup mendominasi bumi dari lapisan permukaan bumi hingga lapisan ionosfer, sekitar 100 km dari permukaan laut. Walaupun diakui bahwa gelombang tadi tidaklah mungkin berpropagasi (menjalar) dengan baik dan sempurna.
berdasarkan laporan khusus dari National Academy of Sciences, Amerika Serikat pada bulan Januari 2009 bahwa bencana ini sangat mungkin bisa terjadi. Dalam beberapa dekade, pada perkembangan masyarakat manusia, peradaban Barat telah menanamkan bibit-bibit untuk kehancuran mereka sendiri. Cara hidup modern secara berlebihan yang sangat tergantung pada ilmu pengetahuan dan teknologi, secara tidak sengaja membuat kita lebih banyak terperangkap dalam suatu kondisi yang super berbahaya. Plasma balls yang dipancarkan dalam letusan permukaan matahari mungkin bisa menghancurkan jaringan listrik kita, sehingga mengakibatkan bencana dahsyat. Daniel Becker dari University of Colorado seorang ahli cuaca angkasa adalah pencetus laporan khusus dari Academy of Sciences Amerika Serikat, “Sekarang ini kita semakin dekat dengan kemungkinan bencana ini. Jika manusia tidak dapat mempersiapkan diri deng-an matang terhadap bencana badai matahari yang akan menimpa ini. Badai matahari ini mungkin akan memutuskan pasokan listrik umat manusia, sinyal ponsel, bahkan termasuk sistem pasokan air.”
C.    Dampak Terjadinya Badai Matahari bagi Bumi dan Isinya
1.   Terganggunya Medan Magnet Bumi
Dampak dari badai matahari ini dapat mengganggu medan magnet bumi. Seperti tahun 1989 saat badai matahari menyerang Kanada, jelas Clara, terjadi pemadaman listrik karena trafo di pusat jaringan listrik terbakar akibat arus yang sangat besar di bawah permukaan bumi. Badai matahari ini dapat diantisipasi agar tidak menimbulkan kerusakan, seperti mematikan sementara jaringan satelit dan jaringan listrik pada saat terjadi badai matahari.
2.    Gangguan System Berteknologi Tinggi (Satelit dan Komunikasi)
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) memperkirakan puncak aktivitas matahari disertai badai matahari akan terjadi antara 2012 hingga 2015. Badai matahari ini tidak menghancurkan peradaban di bumi, tapi akan berpengaruh pada sistem berteknologi tinggi seperti satelit dan komunikasi radio.
Menurut para ahli dari LAPAN, bahwa badai Matahari akan terjadi ketika adanya flare dan Corona Mass Ejection (CME). Flare adalah ledakan besar di atmosfer Matahari yang dahsyatnya menyamai 66 juta kali ledakan bom atom Hiroshima. Padahal bom atom yang dijatuhkan Paul Tibbets, pilot pesawat Amerika Serikat (AS), B-29 Enola Gay, Agustus 1945, telah merenggut sekitar 80.000 jiwa manusia. Sedangkan CME adalah sejenis ledakan sangat besar yang menyebabkan lontaran partikel2 berkecepatan tinggi yakni sekitar 400 km/detik. Gangguan cuaca Matahari ini dapat mempengaruhi kondisi muatan antariksa hingga mempengaruhi magnet Bumi, selanjutnya berdampak pada sistem kelistrikan, transportasi yang mengandalkan satelit navigasi global positioning system (GPS), dan sistem komunikasi yang menggunakan satelit komunikasi dan gelombang frekuensi tinggi (HF).
3.      Perubahan Iklim ( Sembilan Bulan Kemarau Panjang)
Selain itu efek akibat aktivitas puncak matahari ini menyebabkan terjadinya perubahan iklim. Suhu bumi akan meningkat dan iklim berubah. Partikel-partikel matahari yang menembus lapisan atmosfer bumi akan mempengaruhi cuaca dan iklim bumi. Dampak yang paling ekstrim menyebabkan kemarau panjang khususnya terjadi di wilayah Indonesia.
Satu cara yang ditampilkan disini untuk meneliti kemarau panjang adalah dengan mengamati perilaku data suhu permukaan laut atau SST(Sea Surface Temperature) khususnya yang ada di lautan pasifik. Hal ini dilakukan mengingat hamper 70% permukaan bumi terdiri atas air. Satu kawasan lain yang sama-sama lautan yakni lautan hindia yang walaupun relatif kecil wilayahnya, namun memiliki efek yang cukup kuat dalam mempengaruhi iklim di Indonesia. Kedua lautan tadi mengapit wilayah Indonesia.
Ketika badai surya itu terjadi, akan terjadi proses penjalaran gelombang panas mulai dari ionosfer sampai ke permukaan bumi. Karena fenomena ini berlangsung lama, maka SST akan kian menghangat, sehingga kumpulan awan Cumulonimbus (Cb) terbentuk di benua maritime Indonesia. Pada saat itu akan nampak kumpulan awan Cb yang dapat dilihat secara kasat mata berada di kawasan Indonesia namun tidak diturunkan sebagai hujan. Ini menyebabkan Indonesia mengalami musim panas atau kemarau kering yang panjang melebihi batasan normalnya.  
4.      Tergangunya Kehidupan di Bumi
Ilmuwan Amerika Serikat memperingatkan bahwa, pada 2012 badai matahari yang kuat di bumi akan membawa malapetaka besar pada manusia, yang akan mempengaruhi setiap aspek pada masyarakat modern sekarang. Para ahli yang mengeluarkan peringatan mengatakan, dampak badai matahari pada bumi kemungkinan adalah “efek domino”. Bila jaringan listrik menjadi rapuh dan tidak stabil, hal-hal yang berhubungan dengan bisnis pasokan listrik juga akan menjadi korban, peralatan refrigeration berhenti, makanan dan obat-obatan yang tersimpan dalam ruang berpendingin dalam jumlah besar akan kehi-langan kondisi penyimpanan dan rusak; pompa tiba-tiba berhenti berfungsi, air minum pada masyarakat akan menjadi masalah. Selain itu, karena gangguan pada sinyal satelit, sistem posisi GPS akan menjadi sampah. Sebenarnya pada awal 1859 pernah terjadi kasus serupa, peledakan badai matahari saat itu bahkan mengakibatkan jaringan telegram terbakar rusak. Tentu saja sekarang ini di bumi sudah dipenuhi oleh fasilitas kabel dan nirkabel, tetapi fasilitas ini sulit menahan ujian badai matahari.
Ketika badai matahari kuat menyerang, umat manusia di bumi akan menghadapi dua masalah besar. Pertama, adalah tentang masalah jaringan listrik modern sekarang. Jaringan listrik modern sekarang pada umumnya menggunakan tegangan tinggi untuk mencakup daerah lebih luas, ini akan memungkinkan operasi jaringan listrik lebih efisien. Namun, ini menjadi lebih rentan terhadap serangan cuaca ruang angkasa. Transmisi jaringan akan menjadi sangat rentan dan tidak stabil, atau bahkan mungkin menyebabkan terhenti secara total dan ini hanya merupakan efek domino yang pertama, selanjutnya mungkin akan menyebabkan “lalu lintas lumpuh, komunikasi terputus, industri keuangan runtuh dan fasilitas umum kacau; pompa berhenti menyebabkan pasokan air minum terputus, kurangnya fasilitas pendingin, makanan dan obat-obatan sulit disimpan secara efektif. Para ilmuwan telah memperkirakan bila ada intensitas badai matahari kuat, mungkin dapat menyebabkan kerugian sosial dan ekonomi manusia.
Isu yang kedua adalah tentang masalah sistem jaringan listrik yang saling ketergantungan yang dukungan kehidupan modern kita, seperti masalah air dan penanganan limbah, masalah infrastruktur logistik supermarket, masalah pengendalian gardu listrik, pasar keuangan dan lainnya yang tergantung pada listrik. Adviser laporan khusus dari National Academy of Sciences Amerika Serikat dan analis daya listrik industri John Kappenman menganggap “Bencana seperti ini dibandingkan dengan bencana yang biasa kita bayangkan secara total berlawanan. biasanya wilayah kurang berkembang rawan serangan bencana, namun dalam bencana ini, wilayah yang semakin berkembang lebih rentan terhadap serangan bencana.”
D.    Antisipasi Dampak Aktivitas Matahari
Setelah mengetahui dampak yang sangat merugikan dari aktivitas matahari, para astronom menggunakan teleskop dan detector partikel serta teleskop yang dibawa oleh satelit untuk memonitor matahari secara lebih cermat sehingga para peneliti dapat memperkirakan dan member peringatan akan aktivitas matahari. Hal ini sebagai pertimbangan untuk melakukan tindakan dalam mengurangi kerugian yang akan terjadi. Begitu ada peringatan dini tentang badaai matahari, maka peluncuran pesawat antariksa berawak dapat ditunda. Penerbangan komersial dapat diperingatkan mengenai gangguan komunikasi. Demikian juga dengan operator satelit maupun pengelola jaringan listrik dapat mengantisipasi dengan mengambil tindakan-tindakan yang perlu.
Hal yang ingin diketahui oleh setiap orang adalah sekuat apa badai matahari yang muncul dan kapan badai tersebut akan sampai ke bumi. Sebagai contoh, lontaran massa korona yang terjadi di matahari akan sampai di bumi 1-2 hari setelah terlontar dari matahari. Setelah itu satelit pengamat akan mengikuti gerakan massa korona yang terlempar, apakah mengarah ke bumi atau tidak. Sedangkan flare akan mencapai bumi lebih cepat. Radiasi dan partikel energetic yang dihasilkanya hanya perlu waktu 8 menit untuk sampai dipermukaan bumi. Karena penjalaranya yang sangat singkat ini, maka antisipasinya harus dilakukan sebelum flare itu terjadi. Salah satu caranya adalah dengan terus menerus mengamati matahari, khususnya pada daerah aktif, untuk mengetahui kondisi-kondisi tertentu yang dapat memicu terjadinya flare.
Selain teknologi satelit, prakiraan siklus matahari diharapkan juga mampu membantu mengantisipasi dampak badai matahari. Prakiraan siklus ini setidaknya dapat berguna dalam mewaspadai ancaman waktu yang potensial akan datangnya badai matahari.
Pada siklus yang ke-24, banyak spekulasi bermunculan. Salah satunya bahwa kemungkinan terjadinya maunder minimum kecil pada beberapa decade mendatang. Maunder minimum adalah kondisi rendahnya aktivitas matahari selama beberapa tahun. Namun ada juga yang beranggapan bahwa siklus matahari hanya akan terlambat dimulainya, tapi tidak akan terjadi maunder minimu.
Terlepas dari spekulasi diatas, kita tetap harus waspada akan badai matahari. Bagaimanapun, dengan dioperasikanya banyak teknologi luar angkasa dan teknologi yang terpengaruh cuaca antariksa, membuat resiko kerugian yang diderita akan semakin besar. Oleh karena itu, usaha untuk mempelajari dan memahami siklus matahari harus terus dilakukan karena ini akan sangat bermanfaat bagi hasil prakiraan yang lebih akurat.
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari uraian makalah diatas, dapat disimpulakan sebagai berikut:
1.     Badai matahari adalah peristiwa peningkatan dinamika cuaca antariksa
     akibat peristiwa yang terjadi pada matahari.
2.  Munculnya badai matahari matahari ditandai dengan munculnya sunspot
     pada permukaan matahari yang merupakan siklus 11 tahunan matahari.  
3.    Badai matahari dapat berdampak sistemik pada kehidupan di bumi
4.     Tahun 2012 bukan terjadi kiamat seperti yang di isukan selama ini,
     hanya saja akan terjadi sebuah bencana akibat dari aktivitas matahari.        

DAFTAR PUSTAKA

Media Dirgantara. 2008. Bumi Kita Dalam Bahaya. Vol.3. 3 September. Hlm 30-32.
Media Dirgantara. 2009. Kiamat Di Tahun 2012. Vol.4. 1 Maret. Hlm 2,4,13.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar