“Pembuatan Drum Water Sanitation dari
Sekam Padi untuk Penjernih Air sebagai Upaya Menumbuhkan Potensi Keunggulan
Lokal dan Aktualisasi Karakter Bangsa di Era Global ”
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Air merupakan sumberdaya alam yang sangat penting untuk
kelangsungan hidup semua makhluk hidup termasuk manusia. Air juga sangat
diperlukan oleh kegiatan komersial seperti kegiatan industri, pertanian,
perikanan dan usaha perkotaan lainnya. Kebutuhan
air bersih di daerah pedesaan dan pinggiran kota untuk air minum, memasak ,
mencuci dan sebagainya harus diperhatikan. Sekarang ini, masyarakat semakin
kesulitan mendapatkan air bersih karena semakin banyak sumber air yang tercemar
limbah rumah tangga maupun limbah industri.
Oleh
karena itu apabila air yang akan digunakan mengandung bahan pencemar akan
mengganggu kesehatan manusia, menyebabkan keracunan bahkan sangat berbahaya
karena dapat menyebabkan kematian apabila bahan pencemar tersebut menumpuk
dalam jaringan tubuh manusia. Bahan pencemar yang menumpuk dalam jaringan organ
tubuh dapat meracuni organ tubuh tersebut, sehingga organ tubuh tidak dapat
berfungsi lagi dan dapat menyebabkan kesehatan terganggu bahkan dapat sampai
meninggal.
Berbagai upaya pengendalian pencemaran air
telah dilakukan melalui berbagai kebijakan diantaranya melalui pendekatan
kelembagaan, hukum, teknis dan program khusus. Pendekatan kelembagaan dilakukan
dengan membentuk Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedal), Badan
Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD), dan Dinas-dinas Lingkungan Hidup
Daerah yang saat ini menjadi Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah
(Bapedalda). Berbagai program khusus dari tahun 1980-an sampai saat ini telah
dilaksanakan yaitu diantaranya Program Kali Bersih (Prokasih), Surat Pernyataan
Kali Bersih (SuperKasih) dan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan
(Proper). Namun, sampai saat ini tingkat pencegahan pencemaran air semakin
meningkat.
Di
daerah pedesaan masih banyak dijumpai petani yang hanya memanfaatkan hasil
padinya dan belum memaksimalkan dalam pemanfaatan limbah padinya atau biasa
dikenal dengan gabah (sekam padi). Pemanfaatan sekam padi belum dilakukan
secara maksimal. Keunggulan menggunakan
arang sekam padi sebagai penjernih air adalah arang sekam padi sangat murah dan
mudah didapat dimana-mana. Selain itu, proses penjernihan air menggunakan arang
sekam padi mudah dilakukan oleh siapa saja. Dinilai dari segi ekonomi,
penggunaan sekam padi sebagai penjernih air lebih murah jika dibandingkan
dengan menggunakan tawas.
Dari
uraian di atas, maka dalam karya tulis ini penulis mengambil judul “ Drum Water
Sanitation berbahan Limbah Padi sebagai
Solusi Krisis Air Bersih Masa Kini”.
B. Rumusan
Masalah
Bardasarkan
latar belakang masalah yang telah dipaparkan, permasalahan yang dikaji meliputi:
1. Bagaimana
kebutuhan air bersih bagi masyarakat Indonesia?
2. Bagaimana
upaya pemenuhan kebutuhan air bersih selama ini?
3. Bagaimana
cara memanfaatkan sekam padi untuk penjernih air sebagai solusi kriris air
bersih masa kini?
4. Bagaimana
cara membuat alat Drum Water Sanitation berbahan sekam padi sebagai penjernih
air?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan
yang hendak di capai dalam penulisan ini adalah:
1. Untuk
menganalisis kebutuhan air bersih bagi masyarakat Indonesia
2. Untuk
mengetahui upaya pemenuhan kebutuhan air bersih bagi masyarakat
3. Untuk
mengetahui cara memanfaatkan sekam padi untuk penjernih air sebagai solusi
krisis air bersih masa kini.
4. Untuk
mengetahui cara membuat alat Drum Water Sanitation berbahan sekam padi sebagai
penjernih air?
D. Manfaat
Penulisan
Melalui
tulisan ini, diharapkan semua komponen-komponen teoritis yang berhubungan
dengan keterlaksanaanya penjernih air berbahan dasar arang sekam dapat di
identifikasikan. Demikian pula tahapan-tahapan dalam proses pembuatan alatnya,
serta tingkat keberhasilannya termasuk kondisi konteks yang mendukung hal
tersebut. Sehingga pada akhirnya, dapat menambah wawasan ilmiah bagi masyarakat
dan kedepan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.
BAB II
TELAAH PUSTAKA
A.
Air
Air adalah substansi kimia dengan
rumus kimia H2O : satu molekul air tersusun atas dua atom Hidrogen
yang terikat secara kovalen pada satu atom Oksigen. Air bersifat tidak
berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada
tekanan 100 kPa (1 bar) dan temperatur 273,15 K (0 °C). Zat kimia ini
merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan
banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas
dan banyak macam molekul organik.
Air sering disebut sebagai pelarut
universal karena air melarutkan banyak zat kimia. Air berada dalam
kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat di bawah tekanan dan
temperatur standar. Dalam bentuk ion, air dapat dideskripsikan sebagai sebuah
ion hidrogen (H+) yang berasosiasi (berikatan) dengan sebuah ion
hidroksida (OH-).
Zat-zat yang bercampur dan larut
dengan baik dalam air (misalnya garam-garam) disebut sebagai zat-zat
"hidrofilik" (pencinta air), dan zat-zat yang tidak mudah tercampur
dengan air (misalnya lemak dan minyak), disebut sebagai zat-zat
"hidrofobil" (takut-air). Kelarutan suatu zat dalam air ditentukan
oleh dapat tidaknya zat tersebut menandingi kekuatan gaya tarik-menarik listrik
(gaya intermolekul dipol-dipol) antara molekul-molekul air. Jika suatu zat
tidak mampu menandingi gaya tarik-menarik antar molekul air, molekul-molekul
zat tersebut tidak larut dan akan mengendap dalam air.
Dari sudut pandang biologi, air
memiliki sifat-sifat yang penting untuk adanya kehidupan. Air dapat memunculkan
reaksi yang dapat membuat senyawa organik untuk melakukan replikasi. Semua
makhluk hidup yang diketahui, memiliki ketergantungan terhadap air. Air
merupakan zat pelarut yang penting untuk makhluk hidup dan adalah bagian
penting dalam proses metabolisme.
B. Pencemaran
Air
Pencemaran
air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau,
sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Danau, sungai, lautan
dan air tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan
merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga
mengalirkan sedimen dan polutan. Berbagai macam fungsinya sangat membantu
kehidupan manusia. Pemanfaatan terbesar danau, sungai, lautan dan air tanah
adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran
pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai objek
wisata.
Pencemaran
air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik yang
berbeda-beda.
- Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah
pada eutrofikasi.
- Sampah organik seperti air comberan (sewage)
menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang
mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah terhadap
seluruh ekosistem.
- Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam
air limbahnya seperti logam berat, toksin organik, minyak, nutrien dan
padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang
dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen
dalam air.
C.
Kelayakan air
Kelayakan air dapat diukur secara kualitas dan
kuantitas. Namun dalam tulisan ini, akan lebih banyak tentang studi kelayakan
air berdasarkan pada kualitas airnya saja. Kualitas air adalah sifat air dan
kandungan makhluk hidup, zat, energi, atau komponen lain dalam air (Hefni
Effendi, 2003:12). Beberapa syarat kualitas air antara lain:
Ø Persyaratan Fisik
Menurut Kusnaedi
(2004:4), syarat-syarat sumber mata air yang bisa digunakan sebagai air bersih
adalah sebagai berikut :
a. Kekeruhan
Air yang
berkualitas harus memenuhi persyaratan fisik seperti jernih atau tidak keruh.
Derajat kekeruhan dinyatakan dengan satuan unit.
b. Tidak Berwarna
Air untuk
keperluan rumah tangga harus jernih. Air yang berwarna berarti
mengandung bahan-bahan lain yang berbahaya bagi
kesehatan.
c. Rasanya Tawar
Secara fisika,
air bisa dirasakan oleh lidah. Air yang terasa asam, manis, pahit, atau asin
menunjukan bahwa kualitas air tersebut tidak baik. Rasa asin disebabkan adanya
garam-garam tertentu yang larut dalam air, sedangkan rasa asam diakibatkan
adanya asam organik maupun asam anorganik.
d. Tidak berbau
Air yang baik
memiliki ciri tidak berbau bila dicium dari jauh maupun dari
dekat. Air yang berbau busuk mengandung bahan-bahan
organik yang sedang mengalami dekomoposisi (penguraian) oleh mikroorganisme
air.
e. Temperaturnya normal
Air yang baik
harus memiliki temperatur sama dengan temperatur udara (20-26 C). Air yang
secara mencolok mempunyai temperatur di atas atau di bawah temperatur udara
berarti mengandung zat-zat tertentu yang mengeluarkan atau menyerap energi
dalam air.
f. Tidak mengandung zat padatan
Bahan padat
adalah bahan yang tertinggal sebagai residu pada penguapan dan pengeringan pada
suhu 103 -105 0C (Totok Sutrisno, 2004 : 32).
Ø Persyaratan kimia
Kualiats air
tergolong baik bila memenuhi persyaratan kima sebagai
berikut :
a. pH netral.
pH adalah
merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan intensitas
keadaan asam atau basa sesuatu larutan (Totok
Sutrisno,2004:32). Skala pH diukur dengan pH meter atau lakumus. Air murni
mempunyai pH 7. Apabila pH di bawah 7 berarti air bersifat asam, sedangkan bila
di atas 7 bersifat basa (rasanya pahit) (Kusnaedi, 2004:5).
b. Tidak mengandung bahan kimia beracun.
Air yang
berkualitas baik tidak mengandung bahan kimia beracun seperti
sianida sulfida, fenolik (Kusnaedi, 2004:5)
c. Tidak mengandung garam-garam atau ion-ion logam.
Air yang
berkualitas baik tidak mengandung garam atau ion-ion logam seperti Fe, Mg, Ca,
K, Hg, Zn, Cl, Cr, dan lain-lain (Kusnaedi, 2004:5).
d. Kesadahan rendah.
Kesadahan adalah
merupakan sifat air yang disebabkan oleh adanya ionion(kation) logam valensi
dua (Totok Sutrisno,2004:36). Tingginya kesadahan berhubungan dengan
garam-garam yang terlarut di dalam air terutama garam Ca dan Mg (Kusnaedi,
2004:5).
e. Tidak mengandung bahan organik.
Ø Persyaratan Bakteriologis
Air tidak boleh
mengandung Coliform. Air yang mengandung golongan Coli dianggap telah
terkontaminasi dengan kotoran manusia (Totok Sutrisno, 2004:23).
D. Bahan Pencemar Air
Sumber
pencemaran air yang paling umum adalah limbah pemukiman, limbah pertanian dan
limbah industri. Namun, di tempat tertentu ada juga yng disebabkan karena
limbah pertambangan.
1. Limbah
Pemukiman
Limbah pemukiman mengandung limbah
domestik berupa sampah organik dan sampah anorganik serta deterjen. Sampah
organik adalah sampah yang dapat diuraikan atau dibusukkan oleh bakteri.
Contohnya sisa-sisa sayuran, buah-buahan, dan daun-daunan. Sedangkan sampah
anorganik sepertikertas, plastik, gelas atau kaca, kain, kayu-kayuan, logam,
karet, dan kulit. Sampah-sampah ini tidak dapat diuraikan oleh bakteri (non
biodegrable).
Sampah organik yang dibuang ke sungai
menyebabkan berkurangnya jumlah oksigen terlarut, karena sebagian besar
digunakan bakteri untuk proses pembusukannya. Apabila sampah anorganik yang
dibuang ke sungai, cahaya matahari dapat terhalang dan menghambat proses
fotosintesis dari tumbuhan air dan alga, yang menghasilkan oksigen.
2.
Limbah Pertanian
Pupuk
dan pestisida biasa digunakan para petani untuk merawat tanamannya. Namun
pemakaian pupuk dan pestisida yang berlebihan dapat mencemari air. Limbah pupuk
mengandung fosfat yang dapat merangsang pertumbuhan gulma air seperti ganggang
dan eceng gondok. Pertumbuhan gulma air yang tidak terkendali ini menimbulkan
dampak seperti yang diakibatkan pencemaran oleh deterjen.
Limbah
pestisida mempunyai aktifitas dalam jangka waktu yang lama dan ketika terbawa
aliran air keluar dari daerah pertanian, dapat mematikan hewan yang bukan
sasaran seperti ikan, udang dan hewan air lainnya. Pestisida mempunyai sifat
relatif tidak larut dalam air, tetapi mudah larut dan cenderung konsentrasinya
meningkat dalam lemak dan sel-sel tubuh mahluk hidup disebut Biological
Amplification, sehingga apabila masuk dalam rantai makanan konsentrasinya makin
tinggi dan yang tertinggi adalah pada konsumen puncak.
3.
Limbah Industri
Limbah
industri sangat potensial sebagai penyebab terjadinya pencemaran air. Pada
umumnya limbah industri mengandung limbah B3, yaitu bahan berbahaya dan
beracun. Karakteristik limbah B3 adalah korosif/ menyebabkan karat, mudah
terbakar dan meledak, bersifat toksik/ beracun dan menyebabkan infeksi/
penyakit. Limbah industri yang berbahaya antara lain yang mengandung logam dan
cairan asam.
Logam
yang paling berbahaya dari limbah industri adalah merkuri atau yang dikenal
juga sebagai air raksa (Hg) atau air perak. Limbah yang mengandung merkurei
selain berasal dari industri logam juga berasal dari industri kosmetik, batu
baterai, plastik dan sebagainya.
4.
Limbah Pertambangan
Limbah
pertambangan seperti batubara biasanya tercemar asam sulfat dan senyawa besi,
yang dapat mengalir ke luar daerah pertambangan. Air yang mengandung kedua
senyawa ini dapat berubah menjadi asam. Bila air yang bersifat asam ini
melewati daerah batuan karang/ kapur akan melarutkan senyawa Ca dan Mg dari
batuan tersebut. Selanjutnya senyawa Ca dan Mg yang larut terbawa air akan
memberi efek terjadinya AIR SADAH, yang tidak bisa digunakan untuk mencuci
karena sabun tidak bisa berbuih.
Selain
pertambangan batubara, pertambangan lain yang menghasilkan limbah berbahaya
adalah pertambangan emas. Pertambangan emas menghasilkan limbah yang mengandung
merkuri, yang banyak digunakan penambang emas tradisional atau penambang emas
tanpa izin, untuk memproses bijih emas. Para penambang ini umumnya kurang
mempedulikan dampak limbah yang mengandung merkuri karena kurangnya pengetahuan
yang dimiliki.
Biasanya
mereka membuang dan mengalirkan limbah bekas proses pengolahan pengolahan ke
selokan, parit, kolam atau sungai. Merkuri tersebut selanjutnya berubah menjadi
metil merkuri karena proses alamiah. Bila senyawa metil merkuri masuk ke dalam
tubuh manusia melalui media air, akan menyebabkan keracunan seperti yang
dialami para korban Tragedi Minamata.
E. Kebutuhan Air
Di Indonesia,
penduduk yang masih tergantung pada air alam masih banyak tersebar diseluruh
pelosok. Bahkan ada diantara mereka juga menggunakan air yang tidak
berkualitas. Hal ini terpaksa mereka lakukan karena keterbatasan pengetahuan
dan sarana penunjang penyediaan air bersih (Kusnaedi, 2004:2). Semakin maju
tingkat hidup seseorang, maka akan semakin tinggi pula tingkat kebutuhan air
dari masyarakat tersebut (Totok Sutrisno, 2004:2).
Menurut Wisnu Arya
Wardhana (2001 : 136) keperluan air per orang per hari terdiri dari keperluan
air minum, keperluan air untuk memasak, air untuk Mandi Cuci Kakus (MCK), air
untuk mencuci pakaian, air untuk wudhu, air untuk kebersihan rumah, air untuk
menyiram tanaman, dan air untuk keperluan yang lainnya.
F. Sekam Padi
Sekam
padi merupakan lapisan keras yang meliputi kariopsis yang terdiri dari dua
belahan yang disebut lemma dan palea yang saling bertautan. Pada proses penggilingan
beras sekam akan terpisah dari butir beras dan menjadi bahan sisa atau limbah
penggilingan. Sekam dikategorikan sebagai biomassa yang dapat digunakan untuk
berbagai kebutuhan seperti bahan baku industri, pakan ternak dan energi atau
bahan bakar. Dari proses penggilingan padi biasanya diperoleh sekam sekitar
20-30% dari bobot gabah.
Ditinjau
data komposisi kimiawi, sekam mengandung beberapa unsur kimia penting seperti
dapat dilihat pada tabel 1. Dengan komposisi kandungan kimia seperti tersebut
pada tabel 1, sekam dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan di antaranya:
Ø
sebagai bahan baku pada
industri kimia, terutama kandungan zat kimia furfural yang dapat digunakan
sebagai bahan baku dalam berbagai industri kimia,
Ø
sebagai bahan baku pada
industri bahan bangunan, terutama kandungan silika (SiO2 ) yang dapat digunakan
untuk campuran pada pembuatan semen portland, bahan isolasi, husk-board dan
campuran pada industri bata merah,
Ø
sebagai sumber energi panas
pada berbagai keperluan manusia, kadar selulosa yang cukup tinggi dapat memberikan
pembakaran yang merata dan stabil.
Ø Sebagai
bahan penyaring, karena sekam memiliki kerapatan jenis (bulk densil)1 125 kg/m3,
BAB III
METODE PENULISAN
Penulis menggunakan metode studi pustaka
dalam pembuatan karya ilmiah ini. Dimana penulis mengumpulkan semua bahan-bahan,
materi- materi, data-data dan informasi-informasi dari buku-buku atau referensi
jurnal lainya. Dalam menulis karya ilmiah ini, penulis mengumpulkan semua
sumber baik buku maupun jurnal kemudian menganalisis semua sumber itu sehingga
tersusunlah karya ilmiah ini.
BAB IV
ANALISIS DAN SINTESIS
A. Kebutuhan Air Bersih bagi Masyarakat Indonesia
Laju kebutuhan akan sumber daya air dan
potensi ketersediaannya sangat pincang dan semakin menekan kemampuan alam dalam
menyediakan air. Sumberdaya air secara kuantitatif akan semakin terbatas dan
secara kualitatif akan semakin menurun. Sumberdaya air merupakan sumberdaya
yang terbarui namun demikian kadang ketersediaannya tidak selalu sesuai dengan
waktu, ruang, jumlah dan mutu yang dibutuhkan. Pertambahan penduduk,
pertumbuhan ekonomi telah meningkatkan kebutuhan air baik jumlahnya maupun
kualitasnya.
Untuk memenuhi
keperluan masyarakat yang berkembang tersebut, sumberdaya air disamping perlu
tersedia dalam kuantitas yang memadai, juga harus memenuhi standar kualitas
yang telah ditetapkan untuk menjamin kesehatan masyarakat pemakai. Kualitas
air disamping ditentukan oleh lingkungan alam darimana sumber air tersebut
berasal, juga dipengaruhi oleh aktivitas pemanfaatan dan pencemaran yang dihasilkan
oleh kegiatan masyarakat yang bersangkutan.
Air merupakan
sumberdaya alam yang sangat penting untuk kelangsungan hidup semua makhluk
hidup termasuk manusia. Air juga sangat diperlukan oleh kegiatan komersial
seperti kegiatan industri, pertanian, perikanan dan usaha perkotaan lainnya. Kota, menurut definisi universal, adalah sebuah area (urban) yang berbeda dari desa ataupun kampung berdasarkan ukurannya, kepadatan penduduk, kepentingan,
atau status hukum.
Kebutuhan air
baku yang secara umum lebih digunakan untuk :
1.
Kebutuhan air minum
2.
Keperluan air lainya,
berdasarkan besaran volumenya dapat dibagi menjadi:
·
Air baku untuk
kebutuhan rumah tangga
·
Air baku untuk industri
perkotaan
·
Air baku untuk
keperluan lainya
Penyediaan air untuk masyarakat haruslah memperhatikan
kebutuhan dari komposisi ini secara berimbang. Setiap kota akan memiliki ciri
khas tersendiri, untuk komposisi kebutuhan jenis air yang diperlukan. Kegagalan
memahami kebutuhan yang nyata dalam penyediaan jenis sumberdaya air yang
diperlukan, dapat mengakibatkan manajemen sumberdaya air berjalan tidak
optimal.
B. Pemenuhan
Kebutuhan Air Bersih
Air
merupakan zat yang sangat vital bagi kehidupan. Sebagian besar bumi kita
terdiri dari air, baik air laut, air danau, air sungai, dll. Bahkan tubuh
manusia >60% tersusun dari air. Pada umumnya manusia dalam kegiatan
sehari-hari menggunakan air untuk minum dan mandi. Namun
manusia cenderung memanfaatkan air tanpa memikirkan ketersediaan air di masa
mendatang. Padahal meski jumlahnya terkesan tak terbatas, air memerlukan proses
siklus yang cukup panjang dan kompleks. Siklus dimulai ketika air permukaan
(sungai, danau, waduk, laut) menguap disebabkan panas matahari. Sesampai di
atmosfer, air yang menguap berkondensasi dan membentuk awan. Setelah awan
terbentuk, maka akan turun hujan. Air hujan yang jatuh ke permukaan bumi
selanjutnya meresap ke dalam tanah (menjadi air tanah), sebagian lagi menjadi
air permukaan yaitu mengalir melewati sungai dan menuju danau/waduk atau ke
laut.
Dengan
semakin berkembangnya peradaban, manusia secara tidak langsung mengganggu
siklus alami dari air yaitu dengan penebangan pohon (tanpa penanaman kembali)
dan pembangunan gedung-gedung (tanpa memperhitungkan drainase). Air hujan kini
telah terkontaminasi oleh zat polutan sehingga sangat berbahaya apabila
langsung dimanfaatkan oleh manusia. Padahal jika air hujan meresap ke dalam
tanah dan menjadi air tanah, air akan lebih bersih dan sehat karena dalam
perjalanannya ke dalam tanah telah melewati “saringan alami” berupa tanah dan
bebatuan. Tetapi saat ini semakin sulit mendapatkan air bersih. Penebangan
pohon secara liar ditambah drainase yang buruk menyebabkan air hujan tak
terbendung sehingga air permukaan tidak hanya mengalir di sungai tetapi meluas
dan menyebabkan banjir. Manusia tidak bisa memanfaatkan air jika terjadi banjir
pada musim penghujan. Sebaliknya, saat musim kemarau tanah yang tanpa pepohonan
tidak mampu menahan terik matahari sehingga air tanah akan dengan cepat
berevaporasi dan mengakibatkan kekeringan serta air sulit untuk didapat.
C. Pemanfaatan
Arang Sekam Padi untuk Penjernih Air
Di
daerah pedesaan masih banyak dijumpai petani yang hanya memanfaatkan hasil
padinya dan belum memaksimalkan dalam pemanfaatan limbah padinya atau biasa
dikenal dengan gabah (sekam padi). Pemanfaatan sekam padi belum dilakukan
secara maksimal.
Limbah
sering diartikan sebagai bahan buangan/bahan sisa dari proses
pengolahan hasil pertanian. Proses penghancuran limbah secara alami
berlangsung lambat, sehingga limbah tidak saja mengganggu lingkungan
sekitarnya tetapi juga mengganggu kesehatan manusia. Pada setiap
penggilingan padi akan selalu kita lihat tumpukan bahkan gunungan sekam yang
semakin lama semakin tinggi. Saat ini pemanfaatan sekam padi tersebut masih
sangat sedikit, sehingga sekam tetap menjadi bahan limbah yang mengganggu
lingkungan.
pengolahan hasil pertanian. Proses penghancuran limbah secara alami
berlangsung lambat, sehingga limbah tidak saja mengganggu lingkungan
sekitarnya tetapi juga mengganggu kesehatan manusia. Pada setiap
penggilingan padi akan selalu kita lihat tumpukan bahkan gunungan sekam yang
semakin lama semakin tinggi. Saat ini pemanfaatan sekam padi tersebut masih
sangat sedikit, sehingga sekam tetap menjadi bahan limbah yang mengganggu
lingkungan.
Sekam
padi merupakan lapisan keras yang meliputi kariopsis yang terdiri dari dua
belahan yang disebut lemma dan palea yang saling bertautan. Pada proses penggilingan
beras sekam akan terpisah dari butir beras dan menjadi bahan sisa atau limbah
penggilingan. Sekam dikategorikan sebagai biomassa yang dapat digunakan untuk
berbagai kebutuhan seperti bahan baku industri, pakan ternak dan energi atau
bahan bakar. Dari proses penggilingan padi biasanya diperoleh sekam sekitar
20-30% dari bobot gabah.
Sekam
memiliki kerapatan jenis (bulk densil) 1.125 kg/m3, sehingga dapat dimanfaatkan
sebagai penyaring yang baik. Oleh karena itu, dengan rapat jenis sebesar itu,
sekam dapat digunakan sebagai penyaring air sebagai penjernih air. Untuk lebih
memudahkan diversifikasi penggunaan sekam, maka sekam perlu
dipadatkan menjadi bentuk yang lebih sederhana, praktis dan tidak voluminous.
Bentuk tersebut adalah arang sekam.
dipadatkan menjadi bentuk yang lebih sederhana, praktis dan tidak voluminous.
Bentuk tersebut adalah arang sekam.
Proses
pembuatan arang sekam:
·
Sekam merupakan bahan
dasar untuk membuat arang sekam
·
Membuat bara api dengan
kayu kering untuk membuat arang sekam
·
Setelah membuat bara
api kemudian bara api ditutup dengan cerobong
pembuat arang sekam
pembuat arang sekam
·
Kemudian cerobong
ditutup dengan sekam kering
·
Sekam yang sudah
sebagian menjadi arang sekam
Keunggulan
menggunakan arang sekam padi sebagai penjernih air adalah arang sekam padi
sangat murah dan mudah didapat dimana-mana. Selain itu, proses penjernihan air
menggunakan arang sekam padi mudah dilakukan oleh siapa saja. Dinilai dari segi
ekonomi, penggunaan sekam padi sebagai penjernih air lebih murah jika
dibandingkan dengan menggunakan tawas.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Dari
uraian di atas, dapat di tarik kesimpulan:
1. Untuk memenuhi keperluan masyarakat yang berkembang,
sumberdaya air disamping perlu tersedia dalam kuantitas
yang memadai, juga harus memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan.
2. Kita
harus menjaga ketersediaan air bersih yang saat ini semakin langka.
3. Sekam
memiliki kerapatan jenis (bulk densil) 1.125 kg/m3, sehingga dapat dimanfaatkan
sebagai penyaring yang baik.
4. Drum
Water Sanitation dapat digunakan sebagai alat penjernih air berbahan arang
sekam sebagai solusi pemenuhan air bersih
B. Saran
Dari
tulisan di atas, penulis menyarankan:
1. Hendaknya
dilakukan sosialisasi tentang pentingnya air bersih bagi masyarakat oleh pihak
yang bertanggung jawab.
2. Masyarakat
hendaknya selalu menjaga lingkungan sehingga tidak terjadi pencemaran
lingkungan yang dapat merugikan masyarakat itu sendiri.
DARTAR PUSTAKA
Anonim, 2008. http://air.bappenas.go.id/modules/doc/pdf_download
dat. [Acessed 20 April 2011]
Asmustawa,2007. Evaluasi Pengelolaan Kualitas
Air Bersih Oleh Petuga Sanitasi Puskesmas Di Kabupaten Bungo. Disertasi
:Program Magister Kebijakan dan Manajemen Pelayanan Kesehatan,Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta 2007.
Chatip.
1997. Pengolahan Air Minum. Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan. Yogyakarta.
Depkes. 2002.
Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum/Air Bersih. Jakarta.
Effendi, Hefni,
2003. Kriteria Air Bersih. Jakarta :
Rineka Cipta.
http://yudilesmono.blogdetik.com/feed/
Kusnaedi, 2004. Pencemaran Air. Jakarta : Erlangga.
Lubis, Rachmat
Fajar. KRISIS AIR DI KOTA; Masalah dan upaya
pemecahannya (Perbandingan dengan upaya pemecahannya di Jepang). Semarang
online at http://www.geotek.lipi.go.id/?p=652
[acessed 21 April 2011].
Lutfi, Achmad. 2009. Bahan pencemar
Air. Semarang online at http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-lingkungan/pencemaran-air/sumber-dan-bahan-pencemar-air/
[acessed 20 April 2011].
Surawira, U. 1996. Air Dalam Kehidupan Lingkungan Yang
Sehat. Bandung.Sutrisno, C Totok, 2000. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta :Rineka Cipta.
Wardhana, Wisnu
Arya, 2001. Kebutuhan Air Bersih.
Jakarta : Erlangga.
Lampiran 1
Gambar
1. Alat Pembuatan Arang Sekam Padi
Gambar
2. Tungku Pembakaran Sekam Padi
Gambar
3. Alat Penjernihan Air
Lampiran 2
CARA
PEMBUATAN ALAT PENJERNIH AIR DENGAN ARANG SEKAM PADI
Bahan :
- Arang Sekam Padi
- Kayu Bakar
- Sampah-sampah/Tanah
- Kerikil
- Ijuk
- Minyak Tanah
Alat :
- Pipa
- Kawat ram
- Drum dameter 40 cm dan tinggi 72 cm
- Paku
- Palu
- Meteran
- Gentong
- Korek api
- Ember
Cara Membuat :
- Dasar drum dibuat
lubang-lubang kecil (diameter 2 mm) dan 4 lubang dengan diameter 3,5 mm.
Pada dinding drum diberi 6 lubang berdiameter 3,5 mm. Jarak antara
masing-masing lubang 10 cm. Bagian kiri dan kanan drum dipasangi pipa yang
panjangnya 15 cm. Pada bagian dasar dari drum diberi kawat ram (lihat
Gambar 1).
- Tungku Pembakaran
Tungku pembakaran
adalah tungku rumah tangga yang dimodifikasi untuk pengarangan kayu bakar.
Lihat Gambar 2.
- Alat penjernih air
terdiri atas 2 bagian :
a.
Alat pengendapan yang
terbuat dari drum.
b. Alat
penyaringan yang dibuat dari gentong. Pada dasar gentong diberi kerikil dan
arang sekam padi setebal dari 10 sampai 20 cm di atasnya. Di atas arang sekam
padi diberi ijuk.
- Pembuatan arang
sekam padi adalah dengan menggunakan drum sebagi tungku pembakaran.
Temperatur pada waktu pengarangan 4000-6000 C dan lama pengarangan 2,5
jam. Bahan bakar kayu yang digunakan 5 kg, untuk 5 kg sekam padi.
- Proses penyaringan
air :
a.
Tahap pertama
pengendapan
b.
Tahap kedua penyaringan
dengan arang sekam padi kira-kira 10 cm tebalnya. Proses penyaringan ini
bekerja selama 6 jam/hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar