Sabtu, 10 November 2012

Pembuatan Drum Water Sanitation dari Sekam Padi untuk Penjernih Air sebagai Upaya Menumbuhkan Potensi Keunggulan Lokal dan Aktualisasi Karakter Bangsa di Era Global


Pembuatan Drum Water Sanitation dari Sekam Padi untuk Penjernih Air sebagai Upaya Menumbuhkan Potensi Keunggulan Lokal dan Aktualisasi Karakter Bangsa di Era Global ”



BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang Masalah
Air merupakan sumberdaya alam yang sangat penting untuk kelangsungan hidup semua makhluk hidup termasuk manusia. Air juga sangat diperlukan oleh kegiatan komersial seperti kegiatan industri, pertanian, perikanan dan usaha perkotaan lainnya. Kebutuhan air bersih di daerah pedesaan dan pinggiran kota untuk air minum, memasak , mencuci dan sebagainya harus diperhatikan. Sekarang ini, masyarakat semakin kesulitan mendapatkan air bersih karena semakin banyak sumber air yang tercemar limbah rumah tangga maupun limbah industri.
Oleh karena itu apabila air yang akan digunakan mengandung bahan pencemar akan mengganggu kesehatan manusia, menyebabkan keracunan bahkan sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kematian apabila bahan pencemar tersebut menumpuk dalam jaringan tubuh manusia. Bahan pencemar yang menumpuk dalam jaringan organ tubuh dapat meracuni organ tubuh tersebut, sehingga organ tubuh tidak dapat berfungsi lagi dan dapat menyebabkan kesehatan terganggu bahkan dapat sampai meninggal.
 Berbagai upaya pengendalian pencemaran air telah dilakukan melalui berbagai kebijakan diantaranya melalui pendekatan kelembagaan, hukum, teknis dan program khusus. Pendekatan kelembagaan dilakukan dengan membentuk Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedal), Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD), dan Dinas-dinas Lingkungan Hidup Daerah yang saat ini menjadi Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda). Berbagai program khusus dari tahun 1980-an sampai saat ini telah dilaksanakan yaitu diantaranya Program Kali Bersih (Prokasih), Surat Pernyataan Kali Bersih (SuperKasih) dan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (Proper). Namun, sampai saat ini tingkat pencegahan pencemaran air semakin meningkat.
Di daerah pedesaan masih banyak dijumpai petani yang hanya memanfaatkan hasil padinya dan belum memaksimalkan dalam pemanfaatan limbah padinya atau biasa dikenal dengan gabah (sekam padi). Pemanfaatan sekam padi belum dilakukan secara maksimal.  Keunggulan menggunakan arang sekam padi sebagai penjernih air adalah arang sekam padi sangat murah dan mudah didapat dimana-mana. Selain itu, proses penjernihan air menggunakan arang sekam padi mudah dilakukan oleh siapa saja. Dinilai dari segi ekonomi, penggunaan sekam padi sebagai penjernih air lebih murah jika dibandingkan dengan menggunakan tawas.
Dari uraian di atas, maka dalam karya tulis ini penulis mengambil judul “ Drum Water Sanitation berbahan Limbah Padi  sebagai Solusi Krisis Air Bersih Masa Kini”.
B.  Rumusan Masalah
Bardasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, permasalahan yang dikaji meliputi:
1.      Bagaimana kebutuhan air bersih bagi masyarakat Indonesia?
2.      Bagaimana upaya pemenuhan kebutuhan air bersih selama ini?
3.      Bagaimana cara memanfaatkan sekam padi untuk penjernih air sebagai solusi kriris air bersih masa kini?
4.      Bagaimana cara membuat alat Drum Water Sanitation berbahan sekam padi sebagai penjernih air?
C.     Tujuan  Penulisan
Tujuan yang hendak di capai dalam penulisan ini adalah:
1.      Untuk menganalisis kebutuhan air bersih bagi masyarakat Indonesia
2.      Untuk mengetahui upaya pemenuhan kebutuhan air bersih bagi masyarakat
3.      Untuk mengetahui cara memanfaatkan sekam padi untuk penjernih air sebagai solusi krisis air bersih masa kini.
4.      Untuk mengetahui cara membuat alat Drum Water Sanitation berbahan sekam padi sebagai penjernih air?
D.    Manfaat Penulisan
Melalui tulisan ini, diharapkan semua komponen-komponen teoritis yang berhubungan dengan keterlaksanaanya penjernih air berbahan dasar arang sekam dapat di identifikasikan. Demikian pula tahapan-tahapan dalam proses pembuatan alatnya, serta tingkat keberhasilannya termasuk kondisi konteks yang mendukung hal tersebut. Sehingga pada akhirnya, dapat menambah wawasan ilmiah bagi masyarakat dan kedepan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.














BAB II
TELAAH PUSTAKA

A.      Air
            Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O : satu molekul air tersusun atas dua atom Hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom Oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) dan temperatur 273,15 K (0 °C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik.
            Air sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak zat kimia. Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat di bawah tekanan dan temperatur standar. Dalam bentuk ion, air dapat dideskripsikan sebagai sebuah ion hidrogen (H+) yang berasosiasi (berikatan) dengan sebuah ion hidroksida (OH-).
            Zat-zat yang bercampur dan larut dengan baik dalam air (misalnya garam-garam) disebut sebagai zat-zat "hidrofilik" (pencinta air), dan zat-zat yang tidak mudah tercampur dengan air (misalnya lemak dan minyak), disebut sebagai zat-zat "hidrofobil" (takut-air). Kelarutan suatu zat dalam air ditentukan oleh dapat tidaknya zat tersebut menandingi kekuatan gaya tarik-menarik listrik (gaya intermolekul dipol-dipol) antara molekul-molekul air. Jika suatu zat tidak mampu menandingi gaya tarik-menarik antar molekul air, molekul-molekul zat tersebut tidak larut dan akan mengendap dalam air.
            Dari sudut pandang biologi, air memiliki sifat-sifat yang penting untuk adanya kehidupan. Air dapat memunculkan reaksi yang dapat membuat senyawa organik untuk melakukan replikasi. Semua makhluk hidup yang diketahui, memiliki ketergantungan terhadap air. Air merupakan zat pelarut yang penting untuk makhluk hidup dan adalah bagian penting dalam proses metabolisme.

B.     Pencemaran Air
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Danau, sungai, lautan dan air tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan polutan. Berbagai macam fungsinya sangat membantu kehidupan manusia. Pemanfaatan terbesar danau, sungai, lautan dan air tanah adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai objek wisata.
Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
  • Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi.
  • Sampah organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah terhadap seluruh ekosistem.
  • Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti logam berat, toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air.
C.     Kelayakan air
           Kelayakan air dapat diukur secara kualitas dan kuantitas. Namun dalam tulisan ini, akan lebih banyak tentang studi kelayakan air berdasarkan pada kualitas airnya saja. Kualitas air adalah sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat, energi, atau komponen lain dalam air (Hefni Effendi, 2003:12). Beberapa syarat kualitas air antara lain:
Ø  Persyaratan Fisik
Menurut Kusnaedi (2004:4), syarat-syarat sumber mata air yang bisa digunakan sebagai air bersih adalah sebagai berikut :
a. Kekeruhan
Air yang berkualitas harus memenuhi persyaratan fisik seperti jernih atau tidak keruh. Derajat kekeruhan dinyatakan dengan satuan unit.
b. Tidak Berwarna
Air untuk keperluan rumah tangga harus jernih. Air yang berwarna berarti
mengandung bahan-bahan lain yang berbahaya bagi kesehatan.
c. Rasanya Tawar
Secara fisika, air bisa dirasakan oleh lidah. Air yang terasa asam, manis, pahit, atau asin menunjukan bahwa kualitas air tersebut tidak baik. Rasa asin disebabkan adanya garam-garam tertentu yang larut dalam air, sedangkan rasa asam diakibatkan adanya asam organik maupun asam anorganik.
d. Tidak berbau
Air yang baik memiliki ciri tidak berbau bila dicium dari jauh maupun dari
dekat. Air yang berbau busuk mengandung bahan-bahan organik yang sedang mengalami dekomoposisi (penguraian) oleh mikroorganisme air.
e. Temperaturnya normal
Air yang baik harus memiliki temperatur sama dengan temperatur udara (20-26 C). Air yang secara mencolok mempunyai temperatur di atas atau di bawah temperatur udara berarti mengandung zat-zat tertentu yang mengeluarkan atau menyerap energi dalam air.
f. Tidak mengandung zat padatan
Bahan padat adalah bahan yang tertinggal sebagai residu pada penguapan dan pengeringan pada suhu 103 -105 0C (Totok Sutrisno, 2004 : 32).
Ø  Persyaratan kimia
Kualiats air tergolong baik bila memenuhi persyaratan kima sebagai
berikut :
a. pH netral.
pH adalah merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan intensitas
keadaan asam atau basa sesuatu larutan (Totok Sutrisno,2004:32). Skala pH diukur dengan pH meter atau lakumus. Air murni mempunyai pH 7. Apabila pH di bawah 7 berarti air bersifat asam, sedangkan bila di atas 7 bersifat basa (rasanya pahit) (Kusnaedi, 2004:5).
b. Tidak mengandung bahan kimia beracun.
Air yang berkualitas baik tidak mengandung bahan kimia beracun seperti
sianida sulfida, fenolik (Kusnaedi, 2004:5)
c. Tidak mengandung garam-garam atau ion-ion logam.
Air yang berkualitas baik tidak mengandung garam atau ion-ion logam seperti Fe, Mg, Ca, K, Hg, Zn, Cl, Cr, dan lain-lain (Kusnaedi, 2004:5).
d. Kesadahan rendah.
Kesadahan adalah merupakan sifat air yang disebabkan oleh adanya ionion(kation) logam valensi dua (Totok Sutrisno,2004:36). Tingginya kesadahan berhubungan dengan garam-garam yang terlarut di dalam air terutama garam Ca dan Mg (Kusnaedi, 2004:5).
e. Tidak mengandung bahan organik.
Ø  Persyaratan Bakteriologis
Air tidak boleh mengandung Coliform. Air yang mengandung golongan Coli dianggap telah terkontaminasi dengan kotoran manusia (Totok Sutrisno, 2004:23).
D.    Bahan Pencemar Air
Sumber pencemaran air yang paling umum adalah limbah pemukiman, limbah pertanian dan limbah industri. Namun, di tempat tertentu ada juga yng disebabkan karena limbah pertambangan.
1.      Limbah Pemukiman
Limbah pemukiman mengandung limbah domestik berupa sampah organik dan sampah anorganik serta deterjen. Sampah organik adalah sampah yang dapat diuraikan atau dibusukkan oleh bakteri. Contohnya sisa-sisa sayuran, buah-buahan, dan daun-daunan. Sedangkan sampah anorganik sepertikertas, plastik, gelas atau kaca, kain, kayu-kayuan, logam, karet, dan kulit. Sampah-sampah ini tidak dapat diuraikan oleh bakteri (non biodegrable).
Sampah organik yang dibuang ke sungai menyebabkan berkurangnya jumlah oksigen terlarut, karena sebagian besar digunakan bakteri untuk proses pembusukannya. Apabila sampah anorganik yang dibuang ke sungai, cahaya matahari dapat terhalang dan menghambat proses fotosintesis dari tumbuhan air dan alga, yang menghasilkan oksigen.
2.      Limbah Pertanian
Pupuk dan pestisida biasa digunakan para petani untuk merawat tanamannya. Namun pemakaian pupuk dan pestisida yang berlebihan dapat mencemari air. Limbah pupuk mengandung fosfat yang dapat merangsang pertumbuhan gulma air seperti ganggang dan eceng gondok. Pertumbuhan gulma air yang tidak terkendali ini menimbulkan dampak seperti yang diakibatkan pencemaran oleh deterjen.
Limbah pestisida mempunyai aktifitas dalam jangka waktu yang lama dan ketika terbawa aliran air keluar dari daerah pertanian, dapat mematikan hewan yang bukan sasaran seperti ikan, udang dan hewan air lainnya. Pestisida mempunyai sifat relatif tidak larut dalam air, tetapi mudah larut dan cenderung konsentrasinya meningkat dalam lemak dan sel-sel tubuh mahluk hidup disebut Biological Amplification, sehingga apabila masuk dalam rantai makanan konsentrasinya makin tinggi dan yang tertinggi adalah pada konsumen puncak.
3.      Limbah Industri
            Limbah industri sangat potensial sebagai penyebab terjadinya pencemaran air. Pada umumnya limbah industri mengandung limbah B3, yaitu bahan berbahaya dan beracun. Karakteristik limbah B3 adalah korosif/ menyebabkan karat, mudah terbakar dan meledak, bersifat toksik/ beracun dan menyebabkan infeksi/ penyakit. Limbah industri yang berbahaya antara lain yang mengandung logam dan cairan asam.
            Logam yang paling berbahaya dari limbah industri adalah merkuri atau yang dikenal juga sebagai air raksa (Hg) atau air perak. Limbah yang mengandung merkurei selain berasal dari industri logam juga berasal dari industri kosmetik, batu baterai, plastik dan sebagainya.

4.      Limbah Pertambangan
            Limbah pertambangan seperti batubara biasanya tercemar asam sulfat dan senyawa besi, yang dapat mengalir ke luar daerah pertambangan. Air yang mengandung kedua senyawa ini dapat berubah menjadi asam. Bila air yang bersifat asam ini melewati daerah batuan karang/ kapur akan melarutkan senyawa Ca dan Mg dari batuan tersebut. Selanjutnya senyawa Ca dan Mg yang larut terbawa air akan memberi efek terjadinya AIR SADAH, yang tidak bisa digunakan untuk mencuci karena sabun tidak bisa berbuih.
            Selain pertambangan batubara, pertambangan lain yang menghasilkan limbah berbahaya adalah pertambangan emas. Pertambangan emas menghasilkan limbah yang mengandung merkuri, yang banyak digunakan penambang emas tradisional atau penambang emas tanpa izin, untuk memproses bijih emas. Para penambang ini umumnya kurang mempedulikan dampak limbah yang mengandung merkuri karena kurangnya pengetahuan yang dimiliki.
            Biasanya mereka membuang dan mengalirkan limbah bekas proses pengolahan pengolahan ke selokan, parit, kolam atau sungai. Merkuri tersebut selanjutnya berubah menjadi metil merkuri karena proses alamiah. Bila senyawa metil merkuri masuk ke dalam tubuh manusia melalui media air, akan menyebabkan keracunan seperti yang dialami para korban Tragedi Minamata.

E.     Kebutuhan Air
Di Indonesia, penduduk yang masih tergantung pada air alam masih banyak tersebar diseluruh pelosok. Bahkan ada diantara mereka juga menggunakan air yang tidak berkualitas. Hal ini terpaksa mereka lakukan karena keterbatasan pengetahuan dan sarana penunjang penyediaan air bersih (Kusnaedi, 2004:2). Semakin maju tingkat hidup seseorang, maka akan semakin tinggi pula tingkat kebutuhan air dari masyarakat tersebut (Totok Sutrisno, 2004:2).
Menurut Wisnu Arya Wardhana (2001 : 136) keperluan air per orang per hari terdiri dari keperluan air minum, keperluan air untuk memasak, air untuk Mandi Cuci Kakus (MCK), air untuk mencuci pakaian, air untuk wudhu, air untuk kebersihan rumah, air untuk menyiram tanaman, dan air untuk keperluan yang lainnya.
F.      Sekam Padi
Sekam padi merupakan lapisan keras yang meliputi kariopsis yang terdiri dari dua belahan yang disebut lemma dan palea yang saling bertautan. Pada proses penggilingan beras sekam akan terpisah dari butir beras dan menjadi bahan sisa atau limbah penggilingan. Sekam dikategorikan sebagai biomassa yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti bahan baku industri, pakan ternak dan energi atau bahan bakar. Dari proses penggilingan padi biasanya diperoleh sekam sekitar 20-30% dari bobot gabah.
Ditinjau data komposisi kimiawi, sekam mengandung beberapa unsur kimia penting seperti dapat dilihat pada tabel 1. Dengan komposisi kandungan kimia seperti tersebut pada tabel 1, sekam dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan di antaranya:
Ø  sebagai bahan baku pada industri kimia, terutama kandungan zat kimia furfural yang dapat digunakan sebagai bahan baku dalam berbagai industri kimia,
Ø  sebagai bahan baku pada industri bahan bangunan, terutama kandungan silika (SiO2 ) yang dapat digunakan untuk campuran pada pembuatan semen portland, bahan isolasi, husk-board dan campuran pada industri bata merah,
Ø  sebagai sumber energi panas pada berbagai keperluan manusia, kadar selulosa yang cukup tinggi dapat memberikan pembakaran yang merata dan stabil.
Ø  Sebagai bahan penyaring, karena sekam memiliki kerapatan jenis (bulk densil)1 125 kg/m3,





BAB III
METODE PENULISAN

Penulis menggunakan metode studi pustaka dalam pembuatan karya ilmiah ini. Dimana penulis mengumpulkan semua bahan-bahan, materi- materi, data-data dan informasi-informasi dari buku-buku atau referensi jurnal lainya. Dalam menulis karya ilmiah ini, penulis mengumpulkan semua sumber baik buku maupun jurnal kemudian menganalisis semua sumber itu sehingga tersusunlah karya ilmiah ini.




















BAB IV
ANALISIS DAN SINTESIS

A.  Kebutuhan Air Bersih bagi Masyarakat Indonesia
Laju kebutuhan akan sumber daya air dan potensi ketersediaannya sangat pincang dan semakin menekan kemampuan alam dalam menyediakan air. Sumberdaya air secara kuantitatif akan semakin terbatas dan secara kualitatif akan semakin menurun. Sumberdaya air merupakan sumberdaya yang terbarui namun demikian kadang ketersediaannya tidak selalu sesuai dengan waktu, ruang, jumlah dan mutu yang dibutuhkan. Pertambahan penduduk, pertumbuhan ekonomi telah meningkatkan kebutuhan air baik jumlahnya maupun kualitasnya.
Untuk memenuhi keperluan masyarakat yang berkembang tersebut, sumberdaya air disamping perlu tersedia dalam kuantitas yang memadai, juga harus memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan untuk menjamin kesehatan masyarakat pemakai. Kualitas air disamping ditentukan oleh lingkungan alam darimana sumber air tersebut berasal, juga dipengaruhi oleh aktivitas pemanfaatan dan pencemaran yang dihasilkan oleh kegiatan masyarakat yang bersangkutan.
Air merupakan sumberdaya alam yang sangat penting untuk kelangsungan hidup semua makhluk hidup termasuk manusia. Air juga sangat diperlukan oleh kegiatan komersial seperti kegiatan industri, pertanian, perikanan dan usaha perkotaan lainnya. Kota, menurut definisi universal, adalah sebuah area (urban) yang berbeda dari desa ataupun kampung berdasarkan ukurannya, kepadatan penduduk, kepentingan, atau status hukum.
Kebutuhan air baku yang secara umum lebih digunakan untuk :
1.      Kebutuhan air minum
2.      Keperluan air lainya, berdasarkan besaran volumenya dapat dibagi menjadi:
·         Air baku untuk kebutuhan rumah tangga
·         Air baku untuk industri perkotaan
·         Air baku untuk keperluan lainya
Penyediaan air untuk masyarakat haruslah memperhatikan kebutuhan dari komposisi ini secara berimbang. Setiap kota akan memiliki ciri khas tersendiri, untuk komposisi kebutuhan jenis air yang diperlukan. Kegagalan memahami kebutuhan yang nyata dalam penyediaan jenis sumberdaya air yang diperlukan, dapat mengakibatkan manajemen sumberdaya air berjalan tidak optimal.
B.     Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih
Air merupakan zat yang sangat vital bagi kehidupan. Sebagian besar bumi kita terdiri dari air, baik air laut, air danau, air sungai, dll. Bahkan tubuh manusia >60% tersusun dari air. Pada umumnya manusia dalam kegiatan sehari-hari menggunakan air untuk minum dan mandi. Namun manusia cenderung memanfaatkan air tanpa memikirkan ketersediaan air di masa mendatang. Padahal meski jumlahnya terkesan tak terbatas, air memerlukan proses siklus yang cukup panjang dan kompleks. Siklus dimulai ketika air permukaan (sungai, danau, waduk, laut) menguap disebabkan panas matahari. Sesampai di atmosfer, air yang menguap berkondensasi dan membentuk awan. Setelah awan terbentuk, maka akan turun hujan. Air hujan yang jatuh ke permukaan bumi selanjutnya meresap ke dalam tanah (menjadi air tanah), sebagian lagi menjadi air permukaan yaitu mengalir melewati sungai dan menuju danau/waduk atau ke laut.
Dengan semakin berkembangnya peradaban, manusia secara tidak langsung mengganggu siklus alami dari air yaitu dengan penebangan pohon (tanpa penanaman kembali) dan pembangunan gedung-gedung (tanpa memperhitungkan drainase). Air hujan kini telah terkontaminasi oleh zat polutan sehingga sangat berbahaya apabila langsung dimanfaatkan oleh manusia. Padahal jika air hujan meresap ke dalam tanah dan menjadi air tanah, air akan lebih bersih dan sehat karena dalam perjalanannya ke dalam tanah telah melewati “saringan alami” berupa tanah dan bebatuan. Tetapi saat ini semakin sulit mendapatkan air bersih. Penebangan pohon secara liar ditambah drainase yang buruk menyebabkan air hujan tak terbendung sehingga air permukaan tidak hanya mengalir di sungai tetapi meluas dan menyebabkan banjir. Manusia tidak bisa memanfaatkan air jika terjadi banjir pada musim penghujan. Sebaliknya, saat musim kemarau tanah yang tanpa pepohonan tidak mampu menahan terik matahari sehingga air tanah akan dengan cepat berevaporasi dan mengakibatkan kekeringan serta air sulit untuk didapat.
C.     Pemanfaatan Arang Sekam Padi untuk Penjernih Air
Di daerah pedesaan masih banyak dijumpai petani yang hanya memanfaatkan hasil padinya dan belum memaksimalkan dalam pemanfaatan limbah padinya atau biasa dikenal dengan gabah (sekam padi). Pemanfaatan sekam padi belum dilakukan secara maksimal.
Limbah sering diartikan sebagai bahan buangan/bahan sisa dari proses
pengolahan hasil pertanian. Proses penghancuran limbah secara alami
berlangsung lambat, sehingga limbah tidak saja mengganggu lingkungan
sekitarnya tetapi juga mengganggu kesehatan manusia. Pada setiap
penggilingan padi akan selalu kita lihat tumpukan bahkan gunungan sekam yang
semakin lama semakin tinggi. Saat ini pemanfaatan sekam padi tersebut masih
sangat sedikit, sehingga sekam tetap menjadi bahan limbah yang mengganggu
lingkungan.
Sekam padi merupakan lapisan keras yang meliputi kariopsis yang terdiri dari dua belahan yang disebut lemma dan palea yang saling bertautan. Pada proses penggilingan beras sekam akan terpisah dari butir beras dan menjadi bahan sisa atau limbah penggilingan. Sekam dikategorikan sebagai biomassa yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti bahan baku industri, pakan ternak dan energi atau bahan bakar. Dari proses penggilingan padi biasanya diperoleh sekam sekitar 20-30% dari bobot gabah.
Sekam memiliki kerapatan jenis (bulk densil) 1.125 kg/m3, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai penyaring yang baik. Oleh karena itu, dengan rapat jenis sebesar itu, sekam dapat digunakan sebagai penyaring air sebagai penjernih air. Untuk lebih memudahkan diversifikasi penggunaan sekam, maka sekam perlu
dipadatkan menjadi bentuk yang lebih sederhana, praktis dan tidak voluminous.
Bentuk tersebut adalah arang sekam.
Proses pembuatan arang sekam:
·         Sekam merupakan bahan dasar untuk membuat arang sekam
·         Membuat bara api dengan kayu kering untuk membuat arang sekam
·         Setelah membuat bara api kemudian bara api ditutup dengan cerobong
pembuat arang sekam
·         Kemudian cerobong ditutup dengan sekam kering
·         Sekam yang sudah sebagian menjadi arang sekam
Keunggulan menggunakan arang sekam padi sebagai penjernih air adalah arang sekam padi sangat murah dan mudah didapat dimana-mana. Selain itu, proses penjernihan air menggunakan arang sekam padi mudah dilakukan oleh siapa saja. Dinilai dari segi ekonomi, penggunaan sekam padi sebagai penjernih air lebih murah jika dibandingkan dengan menggunakan tawas.









BAB V
PENUTUP
A.  Simpulan
Dari uraian di atas, dapat di tarik kesimpulan:
1.      Untuk memenuhi keperluan masyarakat yang berkembang, sumberdaya air disamping perlu tersedia dalam kuantitas yang memadai, juga harus memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan.
2.      Kita harus menjaga ketersediaan air bersih yang saat ini semakin langka.
3.      Sekam memiliki kerapatan jenis (bulk densil) 1.125 kg/m3, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai penyaring yang baik.
4.      Drum Water Sanitation dapat digunakan sebagai alat penjernih air berbahan arang sekam sebagai solusi pemenuhan air bersih
B.  Saran
Dari tulisan di atas, penulis menyarankan:
1.      Hendaknya dilakukan sosialisasi tentang pentingnya air bersih bagi masyarakat oleh pihak yang bertanggung jawab.
2.      Masyarakat hendaknya selalu menjaga lingkungan sehingga tidak terjadi pencemaran lingkungan yang dapat merugikan masyarakat itu sendiri.





DARTAR PUSTAKA

Anonim, 2008. http://air.bappenas.go.id/modules/doc/pdf_download dat. [Acessed 20 April 2011]
Asmustawa,2007. Evaluasi Pengelolaan Kualitas Air Bersih Oleh Petuga Sanitasi Puskesmas Di Kabupaten Bungo. Disertasi :Program Magister Kebijakan dan Manajemen Pelayanan Kesehatan,Universitas Gadjah Mada Yogyakarta 2007.
Chatip. 1997. Pengolahan Air Minum. Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan.   Yogyakarta.
Depkes. 2002. Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum/Air Bersih. Jakarta.
Effendi, Hefni, 2003. Kriteria Air Bersih. Jakarta : Rineka Cipta.
http://yudilesmono.blogdetik.com/feed/
Kusnaedi, 2004. Pencemaran Air. Jakarta : Erlangga.
Lubis, Rachmat Fajar. KRISIS AIR DI KOTA; Masalah dan upaya pemecahannya (Perbandingan dengan upaya pemecahannya di Jepang). Semarang online at http://www.geotek.lipi.go.id/?p=652 [acessed 21 April 2011].
Lutfi, Achmad. 2009. Bahan pencemar Air. Semarang online at http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-lingkungan/pencemaran-air/sumber-dan-bahan-pencemar-air/ [acessed 20 April 2011].
Surawira, U. 1996. Air Dalam Kehidupan Lingkungan Yang Sehat. Bandung.
Sutrisno, C Totok, 2000. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta :Rineka Cipta.
Wardhana, Wisnu Arya, 2001. Kebutuhan Air Bersih. Jakarta : Erlangga.


Lampiran 1
Gambar 1. Alat Pembuatan Arang Sekam Padi
Gambar 2. Tungku Pembakaran Sekam Padi
Gambar 3. Alat Penjernihan Air











Lampiran 2

CARA PEMBUATAN ALAT PENJERNIH AIR DENGAN ARANG SEKAM PADI
Bahan :
  1. Arang Sekam Padi
  2. Kayu Bakar
  3. Sampah-sampah/Tanah
  4. Kerikil
  5. Ijuk
  6. Minyak Tanah
Alat :
  1. Pipa
  2. Kawat ram
  3. Drum dameter  40 cm dan tinggi 72 cm
  4. Paku
  5. Palu
  6. Meteran
  7. Gentong
  8. Korek api
  9. Ember
Cara Membuat :
  1. Dasar drum dibuat lubang-lubang kecil (diameter 2 mm) dan 4 lubang dengan diameter 3,5 mm. Pada dinding drum diberi 6 lubang berdiameter 3,5 mm. Jarak antara masing-masing lubang 10 cm. Bagian kiri dan kanan drum dipasangi pipa yang panjangnya 15 cm. Pada bagian dasar dari drum diberi kawat ram (lihat Gambar 1).
  2. Tungku Pembakaran
Tungku pembakaran adalah tungku rumah tangga yang dimodifikasi untuk pengarangan kayu bakar. Lihat Gambar 2.
  1. Alat penjernih air terdiri atas 2 bagian :
a.       Alat pengendapan yang terbuat dari drum.
b.      Alat penyaringan yang dibuat dari gentong. Pada dasar gentong diberi kerikil dan arang sekam padi setebal dari 10 sampai 20 cm di atasnya. Di atas arang sekam padi diberi ijuk.

  1. Pembuatan arang sekam padi adalah dengan menggunakan drum sebagi tungku pembakaran. Temperatur pada waktu pengarangan 4000-6000 C dan lama pengarangan 2,5 jam. Bahan bakar kayu yang digunakan 5 kg, untuk 5 kg sekam padi.

  1. Proses penyaringan air :
a.       Tahap pertama pengendapan
b.      Tahap kedua penyaringan dengan arang sekam padi kira-kira 10 cm tebalnya. Proses penyaringan ini bekerja selama 6 jam/hari.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar